Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mencatat laju inflasi daerahnya memasuki pekan I Juli 2024 mengalami penurunan cukup drastis seiring kenaikan harga gabah dan pulihnya harga sejumlah komoditas pokok lain.
Hal itu diungkapkan oleh Pj. Bupati Tulungagung, Heru Suseno selepas mengikuti rapat penanganan inflasi bersama Kemendagri secara daring di Pendopo Kabupaten Tulungagung, Selasa.
"Inflasi year to year (tahun ke tahun) secara nasional alami penurunan. Nasional 2,83 sekarang 2,51, provinsi Jawa Timur 2,52 dan Tulungagung 2,05 dari 3,38," papar Heru usai rapat koordinasi TPID.
Faktor penurunan inflasi dipengaruhi harga berbagai komoditas di pasaran yang mulai alami penurunan dan cenderung stabil.
Terutama harga beras yang terpengaruh adanya panen raya, sehingga stok beras melimpah.
Selain itu pemerintah juga telah menaikkan harga gabah dari Rp5 ribu per kilogram menjadi Rp6 ribu per kilogram.
"Karena inflasi itu paling besar dari beras," katanya.
Akan tetapi ada dua komoditas yang cenderung naik, yaitu bawang putih dan minyak goreng.
Kenaikan bawang putih disebabkan stok bawang putih impor masih 20 persen.
Kebanyakan bawang putih yang beredar di Indonesia berasal dari India dan China.
Sedang kenaikan harga minyak goreng dipicu rencana penghapusan minyak goreng curah dari pasaran.
Minyak goreng curah akan diganti dengan minyak goreng kemasan, untuk menjamin.
"Ini berpengaruh terhadap inflasi tapi tidak signifikan," ujarnya.
Wakil Ketua Bulog Tulungagung, Dwi Cahyo terangkan stok beras untuk Tulungagung relatif aman, imbas panen raya tahun ini.
"Stok kita sekitar enam ribu ton untuk penyaluran tiga bulan ke depan," kata Dwi.
Dwi memastikan stok itu akan terus bertambah, sebab pihaknya akan terus menyerap hasil panen petani.