Wasekjen MTI: Infrastruktur Jalan Wajib Dibenahi
Selasa, 3 Januari 2012 19:59 WIB
Surabaya - Wakil Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia Bambang Harjo meminta infrastruktur jalan di Pulau Jawa dan Indonesia dibenahi guna menekan terjadinya kecelakaan.
"Penilaian saya, infrastruktur jalan raya disini paling buruk di dunia. Tidak seperti di negeri-negeri tetangga kita," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Selasa.
Ia mengungkapkan jeleknya infrastruktur jalan raya membuat seringnya terjadi kecelakaan yang melibatkan kendaraan angkutan umum.
Insiden terakhir, Bus Sumber Kencono bernomor polisi W-7727-UY dengan sepeda motor tersebut terjadi di Jalan Raya Madiun-Surabaya di Desa Jeruk Gulung, Kecamatan Balarejo, Kabupaten Madiun, Minggu dinihari.
Menurut Bambang Harjo, penilaian terburuk itu berdasarkan kenyataan yang terjadi di jalan raya. Pertama, jalur cepat yang tidak steril karena banyaknya orang menyeberang seenaknya. Bahkan binatang pun kerap lewat dan membuat sopir kaget.
"Kalau di luar negeri, jalan raya dengan rumah penduduk jaraknya bisa sampai 500 meter. Jadi jalan raya dijamin steril," tutur dia.
Di samping itu, ia menilai jalan raya di Pulau Jawa juga sangat sempit. Padahal jalan digunakan untuk saling berpapasan atau dua arah tanpa ada pembatas.
"Kondisi jalan yang bergelombang juga membuat tidak jarangnya kecelakaan antarkendaraan terjadi. Belum lagi marka dan penerangan jalan yang masih kurang," papar Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tersebut.
Karena itulah, terkait insiden kecelakaan Bus Sumber Kencono di Madiun, pihaknya meminta masyarakat dan pemerintah untuk tidak menyalahkan Perusahaan Otobus (PO) serta pengemudi yang bersangkutan semata.
"Mana ada PO dan sopir yang ingin celaka, apalagi membawa puluhan penumpang. Maka pemerintah jangan seenaknya menuduh dan memerintahkan kepada pemkab setempat untuk mencabut izin usaha.
Hanya saja, pihaknya menekankan kepada pemerintah dan aparat terkait untuk lebih menertibkan pengemudi yang nakal dan sering ugal-ugalan. Untuk membuat efek jera, polisi bisa mencabut SIM pengemudi selama seumur hidup.
"Kalau sudah dicabut SIM-nya dan tidak boleh mengurus lagi, sopir pasti akan jera karena tidak bisa mencari mata pencaharian lagi. Hal seperti inilah yang diterapkan di beberapa negara lain," ucap Direktur PT Dharma Lautan Utama tersebut. (*)