BNPB akan Pasang Patok di Sungai Aliran Ijen
Sabtu, 31 Desember 2011 0:27 WIB
Bondowoso - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif mengemukakan bahwa pihaknya akan memasang patok tanda bahaya di sepanjang sungai yang menampung aliran air dari kawah Gunung Ijen.
"Nanti akan dipasang patok yang bertanda bahwa masyarakat tidak boleh melintasi sungai itu," kata Syamsul saat memimpin rapat koordinasi siaga darurat Gunung Ijen di pendopo Kabupaten Bondowoso, Jatim, Jumat malam.
Rencana penempatan balok itu ia sampaikan setelah mendapatkan laporan dari Bupati Situbondo Dagang Wigiarto bahwa selama ini masyarakat di dua desa yang dilewati aliran air berhulu di Kawah Ijen mengalami masalah dengan kesehatan gigi, yakni menguning dan keropos.
"Kalau perlu patok-patok itu nanti dipasangi gambar gigi merotol agar mudah dikenali oleh masyarakat," kata mantan Kapuspen TNI itu tertawa.
Sebelumnya Bupati Situbondo mengemukakan bahwa sebelum terjadi letusan, masyarakat di Desa Bantal, Kecamatan Asembagus, dan Desa Sumberrejo, Kacamatan Banyu Putih, mengalami masalah dengan gigi karena mengonsumsi air dari aliran Kawah Ijen yang mengandung belerang.
"Kami prihatin sekali karena masyarakat di dua desa itu banyak yang giginya bermasalah. Sebelum terjadi bencana Gunung Ijen meletus, di dua desa itu sudah ada problem. Jadi kami pikirkan bagaimana mengurangi dampak ini," katanya menegaskan.
Ia mengakui bahwa akibat aliran air dari Kawah Ijen yang mengandung belerang ini sangat menguntungkan bagi petani tebu di Asembagus dan Banyu Putih. Dengan kadar tertentu mengandung belerang, air untuk areal tebu sangat baik.
Namun dia mengakui bahwa air dengan PH rendah itu juga merembes ke air bawah tanah yang selama ini menjadi tumpuan untuk konsumsi masyarakat.
Ia mengemukakan bahwa masyarakat di Desa Bantal dan Sumberrejo berjumlah 1.307 jiwa. Kalau Gunung Ijen meletus, masyarakat di kedua desa itu yang akan dievakuasi karena dikhawatirkan air luapan Kawah Ijen akan sampai ke tempat mereka tinggal.
Syamsul Maarif mengemukakan bahwa karakteristik Gunung Ijen ini memang beda dengan gunung lainnya. Kalau gunung lain meletus mengeluarkan debu dan bebatuan, maka di Kawah Ijen adalah air dengan PH di bawah satu sehingga lebih tajam dari pada air aki.
Rapat koordinasi itu melibatkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jatim Siswanto, Bupati Bondowoso Amin Said Husni, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto dan Bupati Banyuwangi diwakili Plt Kepala BPBD Abdullah serta sejumlah pejabat lainnya.
Pada kesempatan itu Syamsul mendengarkan pemaparan para kepala daerah dalam mengantisipasi terjadinya letusan Gunung Ijen yang selama dikenal sebagai tujuan wisata penghasil belerang tersebut.
Syamsul mengingatkan bahwa pihaknya datang ke daerah yang akan mengalami dampak jika Gunung Ijen meletus itu hanya melakukan pendampingan. Karena itu yang bertugas langsung di lapangan adalah personel di daerah.
Sementara Bupati Amin Said Husni memaparkan bahwa pihaknya sudah menyiapkan segala keperluan untuk proses evakuasi dan pengungsian jika Gunung Ijen meletus. Persiapan itu termasuk kebutuhan logistik dan penanganan kesehatan setelah terjadi bencana. (*)