Jakarta (ANTARA) -
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo menyebut fasilitas surfing center sangat penting untuk melakukan pembinaan atlet usia muda dari olahraga tersebut.
Ia membeberkan, surfing menjadi potensi yang besar untuk dikembangkan, ditambah lagi olahraga tersebut sudah masuk dalam salah satu cabang di Olimpiade Paris 2024.
"Salah satu fokus yang harus dilakukan adalah dengan membangun fasilitas surfing center untuk mendukung dan menumbuhkan semangat generasi muda terhadap olahraga itu, serta memunculkan atlet surfing internasional," kata Dito dalam laman Kemenpora yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, selama ini kegiatan kejuaraan surfing dilaksanakan masing-masing dan tidak terintegrasi satu dengan yang lainnya, mulai dari Bari Krui hingga Nias.
Baca juga: Dito Ariotedjo: Wushu dan kickboxing jadi andalan Indonesia raih medali
Ia mencontohkan penyelenggaraan World Surf League (WSL) yang terpecah-pecah di berbagai daerah, di antaranya di Lampung, Bali, Aceh, NTT, dan lainnya.
Oleh sebab itu, ke depannya event terkait olahraga itu akan dijadikan satu kesatuan, sehingga bisa lebih menunjang pengembangannya ke depan.
Sementara itu, untuk pembinaan ke depan, Kemenpora juga akan memasukkan WSL Krui Pro yang dilaksanakan di Pantai Tanjung Setia, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, ke dalam agenda nasional pada 2025, guna mendukung bibit atlet surfing Indonesia.
Ia menambahkan, banyak bibit atlet surfing muda Indonesia yang berpotensi. Bahkan, beberapa kejuaraan internasional di negara luar banyak diikuti atlet muda.
"Saya melihat dari rangkaian WSL, dimulai dari Krui memiliki dampak ekonomi dan pariwisata yang sangat besar, ajang ini saya lihat sangat luar biasa, oleh karena itu saya akan memasukkan kegiatan Krui Pro dalam event nasional di bawah Kemenpora," ujar menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju itu.