Surabaya (ANTARA) - Suedi salah seorang suporter Tim Nasional Indonesia U-23 yang menghadiri acara nonton bareng pertandingan semifinal AFC U-23 di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, Kamis terpilih sebagai pemenang kompetisi kostum terbaik dari pemerintah daerah setempat.
Suedi yang merupakan warga Dukuh Kupang itu terpilih sebagai pemenang karena tampil unik dengan berdandan ala suku Indian.
"Memang tujuannya untuk kompetisi, supaya dari komunitas kostum ada yang mewakili lomba kostum untuk nonton bareng. Alhamdullilah mendapat nomor satu," kata Suedi di Taman Surya, Balai Kota Surabaya.
Dia menyatakan selain berkompetisi dalam lomba kostum, tujuannya datang adalah memberikan suasana berbeda pada acara nonton bareng tersebut.
"Indonesia sudah go internasional. Indonesia mampu mampu unjuk gigi di mata dunia, sudah layak," ujarnya.
Berkat kreativitasnya, Suedi pun berhak mendapatkan hadiah dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupa satu kipas angin.
Berdasarkan pantauan ANTARA di lokasi, acara nonton bareng tersebut dihadiri puluhan ribu masyarakat. Kawasan Taman Surya pun penuh nuansa merah kostum kebesaran Tim Nasional Indonesia.
Pemkot Surabaya menyediakan lima layar lebar yang tersebar tiga titik, tiga layar di kawasan Taman Surya dan dua lainnya di Jalan Jimerto serta Jalan Jaksa Agung Suprapto.
Dukungan menggema sepanjang pertandingan berlangsung. Para suporter terus bernyanyi hingga laga rampung.
Sayangnya pada pertandingan tersebut anak asuh Shin Tae-yong harus mengakui keunggulan Uzbekistan dengan kedudukan 2-0.
"Garuda Muda" pun gagal melenggang ke partai puncak AFC U-23. Kini, Rizky Ridho dan kolega masih menunggu hasil pertandingan Jepang melawan Irak.
Salah satu tim tersebut nanti menjadi lawan Indonesia di babak perebutan juara ketiga. Jika menang, maka "Garuda Muda" otomatis lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Tampil unik, Suedi bawa pulang kipas angin saat nobar timnas
Selasa, 30 April 2024 0:44 WIB
Memang tujuannya untuk kompetisi, supaya dari komunitas kostum ada yang mewakili lomba kostum untuk nonton bareng