GPEI Optimistis Ekspansi Pasar Tingkatkan Nilai Ekspor
Selasa, 22 November 2011 18:18 WIB
Surabaya - Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia Jawa Timur optimistis ekspansi pasar ke luar Benua Amerika-Eropa dapat meningkatkan nilai ekspor pengusaha Jatim pada masa mendatang.
"Selama ini, volume ekspor nonmigas Jatim yang dikirim ke Eropa tidak terlalu besar, sedangkan ke Amerika Serikat mencapai 1,139 miliar dolar AS antara Januari-September 2011," kata Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jatim, Isdarmawan Asrikan di Surabaya, Selasa.
Nilai ekspor nonmigas Jatim ke Amerika Serikat, ungkap dia, menyumbang 8,43 persen dibandingkan total ekspor nonmigas pada periode tersebut.
"Meski demikian, terjadinya krisis ekonomi global di sana harus tetap diwaspadai," ujarnya.
Terkait pasar potensial yang dapat dijadikan tujuan ekspor baru sebagai pengalihan pasar Amerika-Eropa, sebut dia, antara lain Benua Asia (India), Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah (Dubai).
"Dengan upaya itu, kami yakin pada penghujung tahun ini nilai ekspor Jatim meningkat melebihi 45 persen, menyusul kinerja ekspor Jatim saat ini naik 45 persen dibandingkan tahun 2010," katanya.
Akan tetapi, ia menyayangkan, kini posisi daya saing Indonesia di pasar internasional turun menjadi peringkat 46, sedangkan pada periode sama tahun lalu bisa mencapai peringkat 44.
"Selain itu, saat ini kelancaran arus perdagangan di Tanah Air juga terkendala oleh biaya logistik," ucapnya.
Apalagi, tambah dia, biaya logistik untuk pengiriman barang di dalam negeri lebih mahal dibandingkan ke luar negeri. Contoh, mengirim produk dari Surabaya ke Malaysia dikenakan biaya antara 250-300 dolar Amerika Serikat ke Malaysia.
"Padahal, biasanya dari Surabaya ke Ujung Pandang (Makassar) dikenakan biaya pengiriman mencapai sekitar Rp5 juta. Hal itu mengakibatkan peringkat Indeks Biaya Logistik Indonesia turun menjadi ke-73 dibandingkan tahun lalu peringkat ke-40," paparnya.
Sementara itu, mengenai rencana penghentian ekspor rotan, lanjut dia, situasi tersebut sangat bagus bagi kondisi perekonomian Jatim. Untuk itu, pihaknya berharap peluang itu dapat dimanfaatkan Pemerintah Provinsi Jatim, terutama mengembangkan industri di wilayah ini.
"Dengan syarat, ketersediaan bahan baku dari provinsi ini mulai digalakkan. Jangan hanya mengandalkan komoditas dari luar Jatim seperti kayu kelapa dari Sulawesi," katanya.(*)