Pemprov Jatim (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menegaskan komitmen untuk terus fokus menurunkan angka kemiskinan.
"Salah satunya dengan menyalurkan berbagai program bantuan sosial atau bansos," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Selasa.
Khofifah menjelaskan bansos di antaranya disalurkan melalui sejumlah program pengentasan kemiskinan dengan memperluas pelayanan dan penjangkauan yang optimal kepada Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).
Berbagai bansos tersebut diharapkan menjadi salah satu jalan untuk menurunkan angka kemiskinan di Jatim.
"Untuk mewujudkan Jatim Sejahtera, Berkah dan Harmoni yang tertuang dalam Nawa Bhakti Satya, berbagai upaya telah kami lakukan. Salah satunya dengan menyalurkan berbagai bantuan sosial," ujarnya.
Gubernur Khofifah menandaskan beberapa langkah yang dilakukan untuk menurunkan kemiskinan antara lain menurunkan beban pengeluaran rumah tangga dan meningkatkan pendapatan.
"Langkah ini kami lakukan sebagai bentuk sapaan sekaligus sebagai bentuk intervensi sektor sosial yang memang perlu ada penguatan," katanya.
Penurunan beban pengeluaran rumah tangga miskin di antaranya diwujudkan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) Plus dan Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD) di bawah pengelolaan Dinas Sosial Provinsi Jatim.
PKH Plus bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH yang memiliki anggota lanjut usia (lansia) di atas 70 tahun.
Masing-masing lansia yang menjadi penerima manfaat PKH Plus menerima bantuan sebesar Rp2 juta per tahun yang dibagi dalam empat tahap penyaluran.
Pada tahun 2019-2022, program ini menyasar 50.000 lansia per tahun. Kemudian pada tahun 2023 sasaran bertambah menjadi 55.000 lansia.
"Total 255.000 lansia telah menerima program PKH plus," ucap Khofifah.
Sedangkan, program ASPD merupakan bansos yang diberikan kepada penyandang disabilitas berat.
Program ini pertama kali dilaksanakan pada 2020 yang disalurkan untuk 3.000 penerima manfaat. Selanjutnya pada tahun 2021-2023 bertambah menjadi 4.000 penerima manfaat per tahun.
Masing-masing penerima manfaat mendapatkan Rp3,6 juta per tahun yang disalurkan dalam empat tahap. Sekitar 15 ribu orang telah menerima manfaat program ini.