Pemprov Jatim (ANTARA) - Provinsi Jawa Timur memiliki 62 jenis potensi komoditas hutan yang dikembangkan oleh kelompok tani hutan/lembaga masyarakat desa hutan (KTH/LMDH) dan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS).
Rata-rata produk komoditas petani hutan Jatim telah layak ekspor dan mampu menembus pasar internasional.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Mojokerto, Selasa, mengatakan sebagai contoh kopi agroforestri dengan merek "Javeast Coffee" berhasil diekspor ke Mesir secara bertahap hingga 200 ton dengan total nilai lebih dari Rp6,2 miliar pada November 2022.
"Javeast Coffee ini merupakan merek dagang yang digunakan untuk memasarkan hasil kopi petani hutan dari tiga kabupaten, yaitu Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember, Desa Wonosalam Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang dan Desa Kare Kecamatan Kare Kabupaten Madiun," katanya saat membuka Jambore Perhutanan Sosial Jatim 2023 di Ubaya Training Center, Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Mojokerto, Selasa.
Adanya produk hutan kualitas ekspor ini, kata dia, tentunya membuka akses pasar bagi kopi produksi petani hutan yang dikembangkan melalui sistem tanam agroforestri.
Pola tanam ini memiliki keunggulan, selain memberikan nilai tambah juga berdampak positif terhadap lingkungan antara lain menjaga konservasi tanah dan air, iklim mikro dan meningkatkan serapan karbon.
"Selain kopi, komoditas ekspor KTH/LMDH lainnya yang tembus pasar internasional yaitu rajangan daun talas beneng, sebagai pengganti tembakau, atau kepentingan herbal," ucapnya.
Di Kabupaten Nganjuk, Jombang dan Mojokerto, kata dia, terdapat 24 KTH/LMDH yang bermitra dengan ekportir untuk areal tanam seluas sekitar 171 hektare dengan tujuan ekspor ke Australia.
Sedangkan, di Kabupaten Lumajang, Kediri, Blitar dan Tulungagung KTH/LMDH juga telah berhasil ekspor dengan permintaan terbesar rajangan daun talas ini datang dari Australia, Amerika Serikat, Inggris dan Uni Emirat Arab.
"Komoditas lainnya yaitu gula aren cair produksi KTH di Desa Temon, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan juga mampu menembus pasar ekspor di Canada, dengan volume ekspor perdana pada Pebruari 2023 sebesar 1,3 ton gula aren cair," ucapnya.
Dalam kesempatan itu Khofifah mengatakan jika berdasarkan data KLHK melalui SK Menteri Kehutanan Nomor SK.395/Menhut-II/2011, luas kawasan hutan dan kawasan konservasi di daratan Jatim seluas 1.357.640,00 hektare serta luas kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani di Provinsi Jawa Timur seluas 1.127.514 hektare.
"Seusai UU CK, luas kawasan hutan yang dikelola Perum Perhutani di Jatim menjadi seluas 625.482 hektare atau sebesar 45,38 persen dari total luas kawasan hutan Perum Perhutani di Pulau Jawa," katanya.
Kegiatan ini diikuti oleh 1.700 orang petani hutan dari 27 kabupaten atau kota yang tergabung dalam Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), Kelompok Tani Hutan (KTH) dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Gubernur Khofifah menyampaikan apresiasi dan terimakasih atas peran dan kontribusi KUPS, KTH, dan LMDH terhadap berbagai capaian pembangunan sektor kehutanan di Provinsi Jatim.
"Terima kasih atas kolaborasi dan sinergi anda semua sehingga banyak capaian di sektor perhutanan kita. Keberhasilan di sektor perhutanan ini yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan," katanya.
Gubernur Khofifah juga menyampaikan apresiasi kepada kelompok perhutanan sosial atas inisiasi dan produktivitasnya bagi desa dan lingkungan sekitar.
"Terima kasih kepada anda semua atas inisiasi desa devisa, inisiasi desa wisata. Sebagian besar desa wisata yang memiliki keindahan dan keunggulan kompetitif maupun komparatif sebagian dikelola dari kelompok perhutanan sosial. Dan Insya Allah sudah memberikan produktivitas yang luar biasa bagi desa dan lingkungan sekitarnya,” tutur dia.