LPBI Tulungagung Identifikasi Sebelas Kecamatan Rawan Bencana
Kamis, 27 Oktober 2011 23:12 WIB
Tulungagung, 27/10 (ANTARA) - Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama (NU) Tulungagung, Jawa Timur mengidentifikasi ada 11 kecamatan di daerah tersebut yang memiliki tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana alam.
"Hasil survei kami dan berdasar pengalaman kasus yang terjadi pada tahun-tahun lalu, ada 11 kecamatan yang teridentifikasi memiliki kerawanan paling tinggi terjadi bencana alam," kata Regional Officer (RO) LPBI NU Tulungagung, M Fatah, Kamis.
Ke-11 kecamatan dimaksud adalah Kecamatan Pucanglaban, Kalidawir, Tanggunggunung, Campurdarat, Besole, Pagerwojo, Sendang, Boyolangu, Pakel, Gondang, serta Tulungagung.
Dari dua dari 11 kecamatan tersebut, yakni Pagerwojo dan Sendang, merupakan daerah yang paling memiliki risiko/intensitas paling tinggi terhadap gangguan bencana, terutama longsor.
Selebihnya potensi bencana cenderung bervariasi, mulai dari banjir, gempa bumi, tsunami, puting beliung, kekeringan, hingga dampak perubahan iklim ekstrem lainnya.
"Kalau boleh jujur, sebenarnya semua daerah di Tulungagung berpotensi mengalami bencana alam, hanya skalanya mungkin berbeda-beda," urainya.
Ia lalu mencontohkan pengalaman kasus gangguan alam yang terjadi di sejumlah wilayah dataran, seperti Tulungagung, Boyolangu, Pakel, serta Campurdarat.
Di empat daerah dataran yang disebut terakhir, potensi terjadinya bencana puting beliung sangat tinggi, terutama di daerah Boyolangu, Tulungagung, serta Pakel.
Risiko terjadinya banjir juga ada, namun skalanya relatif lebih kecil dibanding daerah dataran sebelah selatan seperti Besole dan Kalidawir.
"Kalau di daerah pesisir, risiko yang paling perlu diantisipasi adalah bencana tsunami dan gempa bumi. Maklum, beberapa kawasan di daerah kami berhadapan langsung dengan Samudera Indonesia yang menjadi jalur gempa yang berpotensi tsunami," terang Fatah.
Pihak LPBI NU Tulungagung sendiri selaku lembaga penanggulangan bencana nonpemerintah berencana untuk melakukan pemetaan lebih lanjut terhadap sejumlah kawasan yang berisiko mengalami gangguan alam.
Dua di antara program kegiatan yang saat ini telah mulai mereka rintis adalah melakukan sinergi kerja/kegiatan dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung serta mempersiapkan sejumlah desa tangguh bencana. (*)