Pasuruan – Harga apel di tingkat petai di Nongkojajar, Pasuruan, Jawa Timur mengalami penurunan yang cukupdrastis akibat berbarengan denganmusim mangga yang melimpah. Sukamad, seorang petani apel di Desa Andonosari, Kecamatan Tutur (Nongkojajar) , Kabupaten Pasuruan, Kamis (27/10) menjelaskan, hargaa apel di tingkat petani mengalami penurunan yang cukuop drastis. Jika sekitar dua bulan lalu harga apel di tingkat petani di Nongkojajar masih mencapai Rp 10 ribu poer kilogram, kini turun mencapai Rp 5.500,00 per kilogram hingga Rp 3.500,00 per kilogram tergantung ukuran dan jenisnya. Sukamad menjelaskan, harga apel tersebut di tingkat oetanindan masih berada di pohon. Namun ape lNongkojajar yang telah dikirim keluar kota harganya menjadi bervariasi, dan jauh lebih mahal karena telah dilakukan proses seleksi. Penurunan harga apel, lanjut Sukamad, telah berlangsung sekitar dua bulan lewat. Dijelaskan, penurunan harga apel disebabkan karena berbarengan musimmangga yang sangat melimpah di pasaran. Hal senada juga diungkapkan Totok Hariyanto, seorang petani apel yang juga warga Desa Andonosari. Ia mengungkapkan, kasus penurunan harga apel selalu terjadi setiap berbarengan dengan musim buah lokal, yakni paling dominan mempengaruhi adalah buah mangga atau rambutan. Jatuhnya harga buaah lokal, kata Titok, juga dipengaruhioleh maraknya buah impor yang masuk hingga pelosok tanah air. Sukamad maupun Totok Hariyanto mengatakan, buah apel produksi petani Nongkojajar dijual ke berbagai kota di Jawa, serta keluar Jawa khusunya Kalimantan. (*).