Karate Jatim Berpotensi Kehilangan Tiga Emas PON
Rabu, 19 Oktober 2011 19:59 WIB
Surabaya - Kontingen Jawa Timur berpotensi kehilangan tiga medali emas dari cabang olaraga karate, jika regulasi pembatasan usia atlet benar-benar diberlakukan pada PON XVIII tahun 2012 di Riau.
Wakil Ketua Pengprov Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (Forki) Jatim Johanes Kunto di Surabaya, Rabu, mengatakan, sampai saat ini belum ada keputusan resmi terkait pembatasan usia atlet PON tersebut.
"Saat Rakernas Forki di Makassar pada Mei 2011, masalah itu sama sekali tidak dibahas. Sampai sekarang kami juga menganggap regulasi itu tidak ada," katanya.
Regulasi batasan usia atlet yang rencananya diberlakukan Pengurus Besar Forki pada PON 2012 adalah 30 tahun untuk atlet nomor kumite dan 35 tahun pada nomor kata.
Karateka andalan Jatim Umar Syarief dan Meliana Kodoati dipastikan tidak bisa berlaga pada PON, karena usianya sudah lebih dari 30 tahun.
"Kalau ada pembatasan usia, target tiga emas dari KONI Jatim sangat berat direalisasikan dan mungkin hanya dapat dua emas. Tapi, kalau regulasi itu tidak ada, minimal tiga emas bisa kita rebut," tambah Kunto.
Pada PON 2008, Jatim merebut empat medali emas. Dua di antaranya disumbangkan Umar Syarief dari nomor kumite dan dua emas lainnya dari nomor kata beregu.
Sebagai antisipasi, Pengprov Forki Jatim telah menyiapkan karateka pelapis untuk mengejar medali emas PON, di antaranya Cecilia Agustina Ora (kata perorangan putri) dan Fachri Junaedi (kumite kelas +84 kg).
Ia menambahkan, dalam waktu dekat pengurus KONI Jatim akan menemui Ketua Umum KONI Pusat Rita Subowo untuk meminta masalah regulasi usia atlet itu ditiadakan.
"Di event internasional, seperti SEA Games, Asian Games dan Olimpiade, sama sekali tidak ada pembatasan usia atlet. Kalau PON yang katanya bertujuan untuk menyiapkan atlet ke event internasional, kok justru menerapkan itu," ujarnya.
Mantan karateka nasional itu, mengusulkan agar regulasi pembatasan usia atlet diberlakukan pada ajang lain, seperti kejurnas, PON Remaja 2013 atau kejuaraan yang menjadi agenda PB Forki.
Sebelumnya, Ketua Harian KONI Jatim Dhimam Abror juga menduga adanya upaya-upaya tidak sportif dari PB PON, KONI Pusat dan induk cabang olahraga, terkait munculnya sejumlah regulasi baru PON 2012.
Bahkan, beberapa regulasi seperti pembatasan usia atlet, pengurangan dan penambahan nomor pertandingan, dianggap telah mengerdilkan peluang Jatim untuk mempertahankan gelar juara umum. (*)