Surabaya (ANTARA) - Perusahaan bidang energi baru terbarukan dan pelopor metode Rp0,- dalam pembiayaan PLTS Atap, Xurya mengajak industri di Jawa Timur menggunakan energi terbarukan melalui Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA) ke-6 di Surabaya, Jumat (15/9).
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) sekaligus salah satu Deklarator GNSSA, Fabby Tumiwa, menyatakan ide dan target gerakan tersebut berdasarkan target 23 persen bauran energi terbarukan di 2025, yakni PLTS ditargetkan berkontribusi 6,5 GW.
"PLTS Atap yang belum jadi sumber energi yang umum harus dapat menjadi berkontribusi. Karena perlu pertumbuhan yang masif, kami mendorong gerakan ini. Dengan demikian target 1 GW di 2020 lalu, dapat terwujud oleh gerakan rakyat yang memasang PLTS Atap di atap bangunan rumah, kantor, dan industri," kata Febby.
Selain itu, gerakan ini juga menciptakan peluang usaha dan kesempatan investasi bagi energi terbarukan.
"Saya berharap kita dapat menggaungkan gerakan ini kembali supaya menjadi gerakan yang dapat mendukung transisi energi di Indonesia dan menjadikan PLTS sebagai kontributor utama dalam upaya percepatan melakukan transisi energi," ujarnya.
Managing Director Xurya Eka Himawan mengatakan permintaan instalasi PLTS Atap saat ini meningkat cukup pesat, terutama untuk sektor komersial dan industri.
Kenaikan permintaan PLTS Atap ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan saja, tetapi juga dari nilai ekonomi. Sebab dengan menggunakan PLTS Atap, perusahaan dapat menghemat total tagihan listrik perusahaan.
"Selain itu, PLTS Atap juga dapat menjadi solusi yang tepat bagi perusahaan yang ingin mulai mengimplementasikan kebijakan keberlanjutan," ujarnya.