Ponorogo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mengajukan penambahan 11 ribu ton lebih pupuk bersubsidi ke Kementerian Pertanian, karena kebutuhan petani meningkat seiring bertambahnya luasan lahan pertanian di daerah itu.
"Kami sudah mengajukan ke Kementerian (Pertanian) sekitar 11 ribu ton. Tapi apakah disetujui atau bagaimana, kami belum bisa memastikan. Tunggu saja," kata Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo, Masun, di Ponorogo, Rabu.
Ia menyatakan, sisa alokasi yang tersedia saat ini tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan petani hingga akhir tahun.
Saat ini saja, sisa kuota pupuk bersubsidi hanya sekitaran 13 ribuan ton, dari alokasi awal sebesar 42 ribu ton dengan jenis urea dan NPK, yang digunakan untuk sembilan jenis tanaman.
Masun mengatakan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama, yakni kurun Januari-Juli, konsumsi pupuk bersubsidi mengalami kenaikan sekitar 2 ribu ton pada tahun ini.
Menurutnya, hal ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan luas tanam. Dimana konsumsi jenis urea sudah mencapai 18.500 ton dan NPK sekitar 10 ribu ton, sehingga total konsumsi pupuk tahun ini mencapai 28,5 ribu ton.
"Memang salah satu faktornya karena peningkatan luas tanam. Tahun lalu periode sama itu 26.153 ton kalau tahun ini 28.470 ton," ujarnya.
Masun menambahkan, permintaan alokasi pupuk bersubsidi tersebut berdasarkan kebutuhan yang ada yakni elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).
Selain itu, pengajuan penambahan pupuk bersubsidi tersebut sudah dilakukan pada Juli, namun hingga pertengahan Agustus belum ada tanda tanda untuk disetujui.
Dirinya berharap pengajuan tambahan pupuk bersubsidi tersebut bisa disetujui, sehingga petani tidak perlu merasa khawatir terhadap ketersediaan pupuk bersubsidi.
"Biasanya sekitar bulan September hingga Oktober nanti baru disetujui berapa, dibarengi dengan masa panen," katanya.