Brussel (ANTARA) - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa (15/8) menegaskan dukungan pada kesatuan wilayah Ukraina setelah munculnya komentar yang disampaikan oleh pejabat seniornya.
Ketika berbicara dalam diskusi panel di Norwegia, Kepala Staf Sekretaris Jenderal NATO, Stian Jenssen, mengusulkan kepada Ukraina untuk melepaskan sebagian wilayahnya kepada Rusia.
Sebagai imbalannya, menurut Jenssen, Ukraina akan memiliki keanggotaan di NATO agar dapat mengakhiri perang.
"Menurut saya, solusinya adalah bahwa Ukraina melepaskan wilayah dan imbalan untuk itu adalah mendapat keanggotaan NATO," ujarnya.
Namun, "ini tergantung pada Ukraina untuk memutuskan kapan dan syarat-syarat apa yang diperlukan untuk bernegosiasi," kata Jenssen, seperti dikutip dalam laporan tabloid Norwegia, Verdens Gang, pada Selasa.
Kendati demikian, Jenssen menyebutkan bahwa usulan itu merupakan salah satu dari kemungkinan solusi, bukan merupakan sikap resmi NATO menyangkut masalah tersebut.
Sumber resmi NATO memberikan komentar soal pernyataan itu.
"Kami mendukung penuh kedaulatan dan kesatuan wilayah Ukraina, seperti yang ditegaskan para pemimpin NATO saat KTT Vilnius pada Juli. Kami akan melanjutkan dukungan kepada Ukraina selama dibutuhkan dan kami berkomitmen untuk mewujudkan perdamaian yang adil dan selamanya," kata sumber NATO tersebut.
NATO telah berulang kali menyatakan bahwa akan tergantung kepada Ukraina untuk memutuskan waktu dan persyaratan perdamaian yang diinginkan dengan Rusia.
Para pejabat Ukraina, di media sosial, mengecam pernyataan Jenssen.
"Bicara soal Ukraina bergabung dengan NATO sebagai imbalan jika melepaskan sebagian wilayah adalah pandangan yang sama sekali tidak bisa diterima," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko, di Facebook.
"Kami selalu berasumsi bahwa aliansi tersebut, seperti juga halnya dengan Ukraina, tidak memperdagangkan wilayah," ujarnya.
"Partisipasi para pejabat NATO dalam membentuk narasi terkait kemungkinan Ukraina melepaskan wilayah seperti itu akan menguntungkan Rusia," kata Nikolenko.
Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan di media sosial X bahwa melepaskan wilayah --sebagai imbalan bagi keanggotaan pada NATO-- bisa berarti secara sengaja mengalahkan demokrasi.
Langkah itu juga ia nilai, "mendorong kejahatan di seluruh dunia, memelihara rezim Rusia, merusak hukum internasional, dan meneruskan perang kepada generasi-generasi lainnya.