Jakarta (ANTARA) - Carlos Alcaraz melupakan kekalahan perempat finalnya di Toronto Masters sementara bersiap untuk berhadapan dengan Novak Djokovic di Cincinnati pekan ini.
Petenis nomor satu dunia asal Spanyol itu secara mengejutkan tersingkir lebih awal di Kanada pada babak delapan besar setelah kalah dari Tommy Paul dalam tiga set.
Namun, petenis berusia 20 tahun tersebut tidak berminat memikirkan kekalahannya itu, dan memilih untuk menatap ke depan ke Cincinnati Masters, ajang pemanasan terakhir sebelum ia mempertahankan gelar US Open akhir bulan ini.
Turnamen Cincinnati Masters membawa drama tambahan dengan lapangan yang berisi juara Grand Slam 23 kali Djokovic.
Alcaraz dan Djokovic terakhir kali bertemu di final Wimbledon, dengan petenis Spanyol itu menang dalam pertandingan lima set.
Djokovic belum bermain sejak kekalahan itu sebulan lalu, dan Alcaraz tidak sabar untuk bertemu dengan petenis Serbia itu sekali lagi.
Baca juga: Alcaraz melaju ke perempat final Toronto Masters
"Saya suka pertarungan itu. Saya ingin tahu bahwa saya bisa kalah, dan saya bisa memulihkannya pada saat yang sama," kata Alcaraz, seperti disiarkan AFP, Senin.
"Anda harus menikmati (itu) ketika pertarungan melawan salah satu legenda dari olahraga kami, melawan Novak. Saya merasa saya lawan utama; bagi saya, itu sesuatu yang gila, dan saya mencoba untuk menikmatinya."
Alcaraz tersingkir pada Jumat (11/8) di Toronto saat dia kalah dari petenis Amerika Paul. Namun rasa pahit itu tidak bertahan lama.
"Tujuan utamanya adalah untuk tetap berada di posisi teratas. Dan jika saya kehilangannya, cobalah untuk memulihkannya secepat mungkin," ujar Alcaraz.
Dia mengaku kekalahan di Kanada merupakan kenangan yang tidak menyenangkan, namun ada banyak hal yang harus diperbaiki dari turnamen tersebut.
"Tahun lalu, saya kalah (babak pertama Montreal) dan kemudian (perempat final di Cincinnati) - dan kemudian saya memenangi US Open," kata Alcaraz.
"Saya harus mengatasi yang saya alami di Toronto, mencoba bermain lebih baik di sini dan mencoba memperbaiki hal-hal buruk yang saya lakukan di Toronto."