Mojokerto (ANTARA) -
Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur menyerahkan bantuan asistensi rehabilitasi sosial (Atensi) klaster lanjut usia (lansia) dari Kementerian Sosial (Kemensos) di Pendapa Kecamatan Sooko, Mojokerto, Rabu.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati membawa sebanyak 200 Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) lansia dari 18 kecamatan se-Kabupaten Mojokerto melalui Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso, Surakarta.
"Pelaksanaan penyerahan bantuan Atensi klaster lansia yang berlangsung selama empat hari (8-11) Agustus diserahkan secara bertahap ke 18 kecamatan se-Kabupaten Mojokerto. Di Kecamatan Sooko terdapat 36 PPKS lansia yang akan menerima bantuan," ujarnya di Mojokerto.
Selain itu, kata dia, pada pelaksanaan bantuan Atensi klaster lansia juga dilakukan penyerahan bantuan pangan dari Badan Pangan Nasional yang diberikan kepada 334 keluarga penerima manfaat (KPM) se-Kecamatan Sooko sebagai upaya menekan angka stunting di Kabupaten Mojokerto.
Ia mengatakan bantuan Atensi klaster lansia, terdapat 200 paket kebutuhan dasar dengan nilai anggaran sebesar Rp176,900 juta dengan masing-masing PPKS mendapatkan paket kebutuhan dasar, seperti 2 liter minyak goreng, 2 kaleng sarden, 1 kotak susu entrasol, 1 kemasan kecap manis, 1 botol minyak kayu putih, 1 botol madu, 1 kaleng biskuit, 4 sak beras premium, 1 kilogram kacang hijau.
"Sedangkan untuk bantuan pangan, para KPM akan menerima 1 paket telur ayam sebanyak 10 butir dan 1 ekor ayam," katanya.
Ia mengatakan dalam memberikan perhatian kepada masyarakat, pemerintah memiliki berbagai program bantuan seperti Atensi klaster disabilitas maupun klaster lansia.
"Alhamdulillah, Kabupaten Mojokerto mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat melalui Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso, Surakarta. Jadi, diberikan kepada seluruh masyarakat lansia se-Indonesia dan di Kabupaten Mojokerto mendapatkan 200 paket, karena dibagi rata ke seluruh Indonesia," tuturnya.
Ia mengatakan dalam penerimaan bantuan pangan tersebut, tidak hanya diberikan kepada keluarga yang memiliki balita yang berisiko stunting, namun pasangan usia subur yang berisiko melahirkan bayi stunting juga diberikan.
"Jangan sampai pasangan usia subur ketika hamil istrinya kurang gizi. Hal ini yang harus diperhatikan, supaya bangsa kita ini ke depannya punya SDM yang cerdas, karena kalau balita stunting, saat dewasa tingkat kecerdasannya akan di bawah rata-rata," ujarnya.
Ia menjelaskan alasan utama bantuan tersebut diberikan kepada keluarga yang memiliki balita dan pasangan usia subur yang berisiko stunting, karena proses pembentukan otak dimulai dari kehamilan hingga balita usia 5 tahun.
"Maka, balita dan ibu hamil tidak boleh kekurangan gizi terutama protein, sehingga yang dibagikan bukan lagi beras, tetapi zat pembangun sumber protein, telur dan ayam," katanya.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto Try Raharjo Murdianto menjelaskan ke depannya Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso, Surakarta juga akan memberikan bantuan sosial kepada pemerintah kabupaten (Pemkab) dalam memberikan dukungan alat bantu terhadap penyandang disabilitas di Kabupaten Mojokerto.
"Jadi, komunikasi dan koordinasi selama ini berjalan dengan baik antara Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto dengan Sentra Terpadu Prof. Dr. Soeharso, untuk membantu masyarakat yang membutuhkan di wilayah Kabupaten Mojokerto, sebagai bentuk dukungan untuk pemerintah daerah Kabupaten Mojokerto," katanya.