Syandra Kwan: I Nyoman Sura Sadar Memiliki Bakat Tari
Jumat, 23 September 2011 8:32 WIB
Meraih kesuksesan bisa jadi berawal dari sebuah mimpi, kata Syandra Kwan, salah seorang praktisi "Public Relations" yang berdomisili di Surabaya.
Ia menuturkan ungkapan itu setelah terperanga usai menyaksikan penampilan seorang penari kenamaan asal Denpasar, Bali, yakni I Nyoman Sura.
Menurut dia, I Nyoman Sura yang kini terkenal sebagai koreografer dan penari professional hingga mancanegara itu, telah berhasil meraih mimpinya.
Lahir di Denpasar, Bali 10 April 1976, I Nyoman Sura pernah berkhayal menjadi pusat perhatian orang di atas panggung dengan berjuta orang bertepuk tangan dan memandangnya dengan rasa bangga, tutur wanita muda enerjik yang selalu memberi motivasi para generasi muda untuk berkarya .
Menurut Syandra, kepiawaian Sura itu kini telah mengantarnya menjadi panutan dan salah satu dosen tempat dia menjalani masa kuliahnya, yakni di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI yang sekarang menjadi Institut Seni Indonesia) Denpasar.
Sadar memiliki bakat menari, Sura mengasah bakat menarinya kepada Wayan Dibia dan Swasti Bandem. Dua nama yang diakui sangat berperan dalam karier Sura. "Dari Bapak Wayan Dibia saya bisa belajar tentang kebebasan dalam mengolah gerak di tari kontemporer dan dari Ibu Swasti Bandem saya belajar bagaimana telaten dalam memilih penari," ungkapnya di sela penampilan karya spesialnya bertema “My Soul” pada peluncuran "Switch On Imigination" di Surabaya.
Ia masih juga mengikuti lomba-lomba tari. Tercatat sepanjang tahun 1995-2000, Sura memenangkan "The Best Choreography" dalam Lomba Karya Cipta Gerak (LCKG) Se Jawa-Bali. Ajang "Indonesian Dance Festival" (IDF) 2004 di Taman Ismail Marzuki Jakarta, menjadi gerbang yang membukakan mata publik untuk melirik penari berkulit hitam satu ini.
Dalam IDF yang diikuti penata tari ternama dari Taiwan, Jepang, Belanda, Australia dan Indonesia, Sura kembali menampilkan Bulan Mati.
Sura bukan hanya koreografer yang bagus, tapi juga berbakat dalam hal mengatur keuangan. Sebagai seniman, Sura tidak hanya pandai mengolah gerak membuat karya tari, tapi juga menjual. Sejumlah penari pernah berkolaborasi dengannya. Antara lain Marcia Hydee, penari balet asal Jerman dalam Rama-Sinta, Gary Molking dari California dalam "Guest Global Healing Conference, Japanese Dancer" dalam International Umbul-umbul Festival, dsb.
Kini mimpi Sura terwujud sudah. Meski pernah gagal dibawa ke luar negeri oleh pemimpinnya, Sura tetap bangkit dan bertekad mewujudkan impiannya yang pernah kandas. Kini Sura tidak hanya tampil di dunia tari dalam negeri, ia bahkan telah menari di Jepang, Swiss, Singapura dan beberapa negara Asia lainnya dan bertahan dengan ciri khas roh Bali dalam tariannya, demikian Syandra Kwan yang juga memiliki banyak mimpi yang ingin ia wujudkan.