Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengajak siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri dan swasta untuk doa bersama pada hari pertama pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
"Kami ingin mengajak para siswa ini untuk berdoa bersama. Karena dengan doa bersama yang dipanjatkan mudah-mudahan bisa mengetuk pintu langit. Dengan istigasah dan doa bersama ribuan orang Insya Allah akan dipermudah dan dikabulkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala," katanya di sela kegiatan pembukaan MPLS di alun-alun kota setempat, Senin.
Ia mengatakan dalam MPLS selama sepekan ini diakhiri dengan perkemahan Jumat-Sabtu sebagai bentuk pendidikan karakter anak melalui ekstrakurikuler pramuka.
Ning Ita, sapaan akrabnya, mengatakan MPLS merupakan pengenalan anak kepada sekolah baru, kepada tempat baru, dan juga kepada teman baru. Anak-anak tersebut diperkenalkan agar semakin familiar dengan teman dan guru, karena dengan perkenalan diharapkan mereka akan nyaman selama mengikuti pembelajaran dan memotivasi belajar lebih giat.
"Karena dengan Kurikulum Merdeka Belajar akan fokus untuk menggali potensi kreativitas anak," katanya.
Ia mengatakan MPLS tersebut dibuka secara serentak di 20 SMP baik negeri maupun swasta yang ada di kota Mojokerto dengan jumlah peserta didik sebanyak 2.700 anak.
"Sebenarnya kami juga berkeinginan untuk melibatkan siswa SD, namun karena SD belum bisa begitu mandiri sehingga diputuskan hanya siswa SMP saja yang ikut dalam kegiatan doa bersama ini," ucap dia.
Ia berharap dengan memanjatkan doa bersama tersebut bisa mengetuk pintu langit demi terwujudnya generasi emas yang berasal dari kota Mojokerto.Selama memasuki tahun ajaran baru, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto juga memberikan seragam, sepatu, dan juga tas sekolah, secara gratis kepada siswa dari jenjang TK, SD dan SMP.
"Selain itu dibebaskan, tidak bayar biaya pendidikan sebagai jaminan Pemkot Mojokerto agar generasi jadi hebat cerdas dukung Indonesia generasi emas," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto Amin Wachid mengatakan MPLS SMP dilaksanakan tiga hari yang ditambah dua hari perkemahan dan SD dilakukan selama dua pekan.
"MPLS untuk siswa SD sampai dua pekan karena mereka yang anak TK biasanya bermain. Sehingga, ini adalah masa transisi dari bermain ke belajar dan perlu penekanan," ujar Amin.
Ditambahkan, MPLS di masing-masing lembaga pendidikan sesuai panduan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan juga ada larangan, termasuk melarang perpeloncoan di sekolah.
"Nantinya, di akhir MPLS siswa SD dan SMP akan melaksanakan perkemahan," tutur dia.