Madiun - sejumlah warga Dusun Kedungrejo, Desa Mojopurno, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Jatim, terpaksa menampung air sungai desa setempat untuk memenuhi kebutuhannya, menyusul macetnya aliran air PDAM di lingkungan sekitar. "Air PDAM di wilayah kami sulit mengalir sejak memasuki musim kemarau. Padahal, jaringan pipanya baru diganti dengan ukuran yang besar. Sebelumnya, saat masih menggunakan pipa lama berukuran kecil, air masih mau mengalir, meski terkadang juga macet," ujar salah satu warga setempat, Marso Marmun (68), Rabu. Karena sulit mendapatkan air, warga dusun sekitar terpaksa mengambil air dari sungai desa setempat, Kali Watu Tumpeng. Air sungai tersebut dialirkan ke kolam penampungan dengan menggunakan selang dan tenaga diesel setiap seminggu sekali. Setiap hari Jumat, sekitar tujuh kepala keluarga bergotong-royong menyewa satu mesin diesel untuk menampung air sungai ke kolam penampungan. Adapun Dusun Kedungrejo terdapat sekitar 27 kepala keluarga. "Warga terpaksa urunan dengan membayar Rp20.000 per kepala keluarga sebagai ganti bahan bakar solar untuk mesin diesel yang disewa. Sekali menyalakan diesel membutuhkan waktu tujuh sampai 12 jam hingga kolam penampungan terisi cukup air," kata dia. Air sungai tersebut, lanjut dia, akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Di antaranya mandi, mencuci, dan bahkan untuk memasak. "Kalau untuk memasak, sebelumnya akan kami saring dulu. Hal ini karena air dari Kali Watu Tumpeng lumayan keruh jika digunakan langsung untuk memasak," terang Marso. Pihaknya mengaku telah melapor ke petugas PDAM setempat. Namun, hingga saat ini belum ada perbaikan jaringan ataupun "droping" air bersih ke wilayahnya. Direktur Utama PDAM Kabupaten Madiun, Subyantoro, mengatakan, Kecamatan Wungu merupakan daerah yang rawan kekeringan di Kabupaten Madiun saat musim kemarau. "Untuk mengatasinya, PDAM Kabupaten Madiun telah melakukan perluasan jaringan ke wilayah setempat. Sejauh ini belum ada permintaan droping air bersih. Meski belum ada permintaan, kami menjamin akan melakukan droping air bersih jika hal tersebut sangat diperlukan. Warga tinggal telepon saja atau bisa dikoordinir oleh kantor desa," ujar dia. Untuk persiapan kekeringan di musim kemarau pihaknya telah menyediakan tiga tangki air dengan masing-masing tangki memiliki kapasitas hingga 4.000 liter. Jika jumlah tersebut masih kurang, pihaknya akan meminta bantuan dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) setempat.
Warga Madiun Tampung Air Sungai untuk Kebutuhan
Rabu, 14 September 2011 21:59 WIB