Surabaya (ANTARA) - Perkumpulan Indonesia Muda (PIM) Jawa Timur menggelar "Dialog Aktivis Lintas Generasi" yang diikuti para aktivis lintas generasi sebagai refleksi terhadap perjalanan 25 tahun reformasi di Tanah Air atau sejak kali pertama tercetus pada tahun 1998.
Ketua Umum PIM yang juga aktivis 98 Yodhisman Surata mengatakan munculnya peristiwa reformasi yang terjadi di tahun 1998 bukan sekadar untuk dikenang. Namun, sejarah penting nasional harus tetap dijaga oleh para generasi muda saat ini, khususnya para mahasiswa.
"Saatnya para aktivis 98 membuka kembali ruang dialog, ruang diskusi pada generasi muda yang ada saat ini, sehingga meluruskan jalan reformasi 98 adalah merangkai kekuatan bersama di kantong kantong pusat kegelisahan rakyat," kata Yodhisman melalui keterangan resmi, Senin.
Selain itu dia juga menyebut generasi muda di masa saat ini juga harus rajin mencari tahu fakta di balik terjadinya reformasi, pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto.
Lebih lanjut, cara yang bisa dilakukan generasi muda untuk mengenang peristiwa reformasi 1998, yakni dengan memperkaya literasi dari pelbagai sumber.
Tak sampai di situ, dia juga menyebut seringnya mengikuti forum dialog juga merupakan sebuah wadah yang bisa dimanfaatkan para aktivis 98 bertukar pikiran dengan generasi muda untuk bersama-sama menggali pengetahuan soal sejarah reformasi.
"Tidak bisa sekadar mengenang, para aktivis reformasi 98 harus mulai sadar diri," ujarnya.
Total terdapat 67 aktivis dari sejumlah daerah di Indonesia yang mengikuti dialog tersebut, seperti Surabaya, Bojonegoro, Pasuruan, Sidoarjo, Wonosobo, Bandung, dan Jakarta.
Selain para aktivis 1998, acara itu juga dihadiri para mahasiswa aktif dari sejumlah kampus.
Sementara, Ketua Panitia "Dialog Aktivis Lintas Generasi" Aven Januar mengatakan beberapa aspek menjadi fokus utama dalam diskusi tersebut.
"Sejumlah tuntutan reformasi, seperti pemberantasan korupsi dan penegakan keadilan hukum menjadi sorotan utama atas upaya pelurusan kembali jalan reformasi 98," katanya.
Aven menyebut PIM Jawa Timur berencana menggelar diskusi dengan bersama mahasiswa hingga sampai ke wilayah perkampungan.
Langkah itu sebagai tak hanya jalan mewadahi kegelisahan para mahasiswa di masa saat ini, namun juga untuk menyuarakan pelurusan reformasi 98 secara bersama-sama.
"Dialog nantinya akan segera disusun sesuai jadwal dan didukung beberapa pemantik dialog yang kompeten, baik dari aktivis reformasi 98 maupun dukungan dari aktivis 80-an. Para aktivis wajib turun basis rakyat kembali," ucap dia.