Kediri (ANTARA) - Perajin lampion yang banyak digunakan saat malam takbiran menjelang Hari Raya Idul Fitri serta hiasan rumah waktu lebaran di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, banjir pesanan.
Eeng Tri Anjuni (40), perajin lampion warga Desa Plosogeneng, Kecamatan Jombang Kota, Kabupaten Jombang, mengemukakan pesanan lampion mulai dikerjakannya sejak awal Ramadhan. Lampion banyak digunakan masyarakat termasuk anak-anak untuk memeriahkan malam takbiran serta sebagai hiasan rumah di Hari Raya Idul Fitri.
"Pesanan cukup banyak. Saya sudah setor ke Tulungagung dan Kediri 500 lampion. Ini juga buat lagi untuk stok di rumah, untuk kebutuhan lokal saja (permintaan warga di Jombang)" kata Eeng di Jombang, Kamis.
Ia mengatakan, sudah lama menggeluti usaha membuat lampion ini. Awalnya, hanya sedikit saja permintaan namun kini sudah ratusan lampion yang dipesan.
Menurut dia, saat ini permintaan lampion mengalami kenaikan. Pada 2022 lalu dirinya bisa menjual lampion antara 500 unit hingga 600 unit ke berbagai daerah di Jawa Timur. Di 2023 ini, dirinya mampu menjual hingga 800 unit lampion.
Beberapa kota yang paling banyak pesanan seperti di Tulungagung, Blitar, Kediri, dan sejumlah kota lainnya.
Membuat lampion, kata dia, butuh ketelatenan. Awalnya rangka lampion dibuat kemudian kertas untuk menjadi penutup dipotong satu per satu hingga kemudian disesuaikan dengan pola dan dilem sesuai dengan pola.
Ia menyebut, harga lampion kini juga mengalami kenaikan. Tahun 2022 lalu, harga satu lampion adalah Rp13.000, sedangkan tahun 2023 ini harganya naik menjadi Rp15.000 per lampion.
"Harganya naik karena bahan-bahannya juga banyak yang naik harganya sekarang ini," kata dia.
Walaupun ada kenaikan, permintaan lampion juga masih bagus, terbukti pesanan yang justru naik. Ia bersyukur, dengan permintaan yang bagus itu, berarti pendapatannya juga semakin banyak.
Selama membuat lampion di bulan Ramadhan ini, omzet yang didapatkannya bisa hingga Rp12 juta. Ia berharap usaha ini terus berkembang.
"Omzetnya lumayan untuk seorang ibu rumah tangga seperti saya," kata Eeng.