Surabaya (ANTARA) - Psikolog Saskhya Aulia Prima, M.Psi., membagikan sejumlah tips dalam mempersiapkan mental anak untuk bisa latihan berpuasa di bulan Ramadhan.
"Mulai mengenalkan anak tentang keistimewaan bulan Ramadhan dengan menceritakan nilai-nilai atau kegiatan yang menyenangkan dan bisa dilakukan bersama-sama. Orang tua bisa melakukan ini melalui diskusi, membacakan buku cerita, ataupun menonton video," kata Saskhya dalam keterangannya di Surabaya, Jumat.
Selanjutnya, libatkan anak dalam kegiatan yang menyenangkan dalam menyambut Bulan Ramadhan, misalnya mendekorasi rumah, memilih menu-menu makanan selama bulan puasa, termasuk snack untuk sahur atau iftar yang disukai anak-anak.
Ketiga adalah membuat bucket list aktivitas dan misi yang bisa dilakukan selama Bulan Ramadan. Agar lebih menyenangkan bisa dibuat poster dengan stamp atau sticker yang menandakan mereka sudah menyelesaikan misi-misi tersebut.
"Contohnya jumlah hari berpuasa, berbuka dengan snack favorit, membantu menyiapkan sahur, melakukan sedekah, ngabuburit dengan melakukan hal yang mereka inginkan, shalat tarawih, dan lain sebagainya," ujar dia.
Keempat, mulai pelan dan perlahan untuk durasi berpuasa anak. Bagi yang sudah lebih besar rata-rata sekitar 7-9 tahun bisa mencoba untuk melakukan setengah hari berpuasa, usia di bawahnya bisa hanya beberapa jam saja.
Kelima berikan anak dukungan emosional saat menahan lapar, haus, bosan, dan rasa kesal. Bantu anak untuk lebih merasa nyaman dan mencari kegiatan distraksi untuk membantu mereka menjalankan latihan berpuasa. Misalnya bermain board games, jalan-jalan dan lain-lain.
"Jangan lupa puji proses anak selama melakukan usaha berlatih berpuasa. Selanjutnya, ajak anak untuk membuat rencana selebrasi Idul Fitri atau Lebaran untuk menambah semangat mereka menjalani dan melewati Bulan Ramadhan," katanya.
Sementara itu, Head of Marketing Sari Murni Group, Bernando Pardamean menyebut perilaku anak-anak tidak akan jauh dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.
Keluarga adalah elemen dasar dalam menancapkan psikologis anak. Kedekatan emosional anak dengan orang tua, dengan saudara kandung adalah kunci dalam menggembleng mental anak. Dan bulan puasa adalah momen yang harus dimanfaatkan keluarga dalam mendidik mental anak," kata dia.
Bernando Pardamean menambahkan pihaknya mendukung adanya keterikatan yang kuat antara anak dengan orang tua. pihaknya mengadakan challenge #PuasaBarengMomogi untuk mendukung orang tua mengajarkan anak puasa agar lebih menyenangkan.