Madura Raya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, Jawa Timur, Jumat malam menetapkan status siaga banjir menyusul tingginya genangan air sungai akibat hujan deras yang mengguyur di wilayah utara Pamekasan, pada siang hingga Jumat sore.
Menurut Analis Muda Kebencanaan BPBD Pemkab Pamekasan Budi Cahyono, penetapan siaga banjir itu dilakukan, karena ketinggian genangan air di sejumlah dam pemantau banjir telah melebihi ambang batas maksimal.
"Yang menjadi titik pantau banjir luapan sungai untuk Kota Pamekasan di lima dam yang ada di Pamekasan," kata Budi.
Ia menuturkan, hingga pukul 18.23 WIB, ketinggian genangan di Dam Samiran telah mencapai 130 Cm, Dam Klampar 70 Cm. Dam Blumbungan 60 Cm dan Dam Bulay 10 Cm.
Selain itu, aliran air di sejumlah sungai yang melalui Kota Pamekasan, seperti Sungai Samiran, Sungai Kelisemajid, Sinhaji, dan genangan air Jembatan Gurem serta jembatan Patemon terpantau semakin tinggi.
"Karena itu, kami langsung menetapkan status siaga dan menerjunkan petugas dari BPBD Pemkab Pamekasan dan relawan penanggulangan bencana untuk melakukan pemantauan ke sejumlah sungai yang ada di Pamekasan ini," katanya.
Selain melakukan pemantauan, BPBD Pemkab Pamekasan juga menyampaikan sosialisasi secara langsung kepada warga yang tinggal di sepanjang aliran sungai agar meningkatkan kewaspadaan.
Sementara itu, bencana alam berupa banjir merupakan salah satu jenis bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Pamekasan selain angin kencang dan tanah longsor.
Berdasarkan data BPBD Pemkab Pamekasan sebanyak 41.433 jiwa terdampak bencana alam selama 2022 dan sebanyak 453 jiwa mengungsi akibat musibah tersebut.
Ada tujuh jenis bencana yang terjadi di Pamekasan selama 2022 dengan total mencapai 690 kejadian.
Masing-masing bencana banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, kekeringan kebakaran hutan dan lahan, gelombang ekstrem atau abrasi dan gempa bumi.
Bencana banjir terjadi sebanyak 26 kali, tanah longsor terjadi di 82 titik, cuaca ekstrem terjadi sebanyak 233 kali dan kekeringan terjadi di 321 lokasi/dusun.
kebakaran hutan dan lahan sebanyak 18 kali, gelombang ekstrem atau abrasi terjadi di tujuh lokasi, sedangkan gempa bumi terjadi sebanyak tiga kali selama 2022.
Selama Januari hingga 31 Desember 2022 itu telah menyebabkan sebanyak 289 rumah warga rusak parah, delapan unit rusak berat, dua unit rusak sedang, dan sebanyak 279 rumah rusak ringan.
Fasilitas yang rusak terdata sebanyak 10 unit, terdiri dari fasilitas ibadah sebanyak empat unit, fasilitas pendidikan empat unit dan fasilitas kesehatan sebanyak dua unit.
Jenis bencana terakhir yang terjadi di Pamekasan adalah banjir, yakni pada akhir tahun 2022 dan musibah ini melanda Kecamatan Kota Pamekasan, Kecamatan Pasean dan Kecamatan Proppo dengan jumlah terdampak sebanyak 1.552 kepala keluarga.