Puasa Itu Tidak Menyengsarakan
Minggu, 31 Juli 2011 17:32 WIB
Lapar memang identik dengan penderitaan dan kesengsaraan. Akan tetapi, sampai sejauh ini tidak ada laporan yang menyebutkan bahwa ada orang meninggal dunia akibat menahan lapar saat berpuasa. Kalau pun terjadi, mungkin tidak melulu karena berpuasa, namun karena faktor lain, seperti menderita penyakit tertentu.
Setidaknya paparan itu bisa dijadikan dalil "aqli" (logika) bahwa puasa itu memang tidak menyengsarakan orang-orang yang menunaikannya.
Sementara, dalil-dalil "naqli" tentang kewajiban berpuasa pada bulan Ramadan terdapat di dalam Al Quran dan Hadis. Sering kali khatib atau penceramah menyitir Surat Al Baqarah Ayat 183 tentang kewajiban berpuasa pada bulan Ramadan.
Mulai Ayat 183 hingga 187 surat kedua dalam Al Quran itu secara runtut memang menjelaskan kewajiban berpuasa, penentuan waktu berpuasa, dan kewajiban bagi orang-orang yang berhalangan berpuasa. Dalam ayat tersebut, sama sekali tidak menyebutkan secara eksplisit larangan-larangan bagi orang menunaikan ibadah puasa.
Justru, dalam Ayat 187 disebutkan mengenai halalnya berhubungan suami-istri pada malam hari bulan Ramadan bagi mereka yang sudah terikat pernikahan. Menariknya lagi, dalam ayat yang menjelaskan hubungan suami-istri pada malam hari bulan Ramadan terdapat permakluman dari Allah bahwa manusia tidak akan kuat menahan hawa nafsu.
Dari sini dapat kita tarik kesimpulan bahwa Allah mewajibkan berpuasa bagi orang-orang yang beriman bukan untuk menyengsarakan mereka. Setidaknya hal itu dipertegas oleh Allah dalam Surat Al Baqarah Ayat 185 yang secara garis besar dapat dinyatakan bahwa Allah menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesukaran pada diri manusia.
Dengan demikian, maka kita dapat memahami bahwa ibadah puasa yang merupakan kewajiban bagi para mukmin agar mendapatkan ketakwaan itu bukanlah suatu beban. Bahkan, puasa juga memberikan nilai positif bagi kesehatan.
Puasa diyakini dapat menambah jumlah sel darah putih dan meningkatkan daya tahan tubuh. Pada pekan pertama puasa belum ditemukan pertumbuhan sel darah putih. Baru pada hari ketujuh dan seterusnya penambahan sel darah putih pesat sekali. Darah putih merupakan unsur utama dalam sistem pertahanan tubuh. Setidaknya paparan di atas selaras dengan firman Allah dalam Surat Al Baqarah Ayat 184 yang berbunyi: Berpuasa lebih baik bagimu, jika kau mengetahuinya.
Puasa juga bagian dari upaya melatih diri kita untuk menahan hawa nafsu. Menahan keinginan untuk makan, minum, dan berhubungan badan. Larangan-larangan itu hanya berlaku dalam satu bulan dari 12 bulan dalam satu tahun. Larangan itu pun juga hanya berlaku pada siang hari.
Dan, orang-orang yang meyakininya sebenarnya telah sadar akan konsekuensi-konsekuensi bila melanggar larangan-larangan itu. Oleh karenanya, naif sekali jika masih ada kelompok-kelompok tertentu yang bertindak di luar kewajaran dalam memaknai Ramadan. Penutupan warung secara paksa bukan cara yang bijak dalam menegakkan hukum syariat. Apalagi, Allah juga memberikan permakluman-permakluman kepada orang-orang yang berhalangan puasa.
Makna puasa pada bulan Ramadan sebenarnya tidak berhenti pada persoalan halal dan haram bagi yang menunaikannya. Akan tetapi, lebih dari itu karena bulan Ramadan boleh dikatakan bulan penuh rahmat dan ampunan dari Allah. Oleh karena itu, Rasulullah SAW pun menganjurkan umatnya untuk memperbanyak ibadah pada bulan kesembilan kalender Hijriah itu.
Setelah berbuka puasa, umat Islam pun disunnahkan melakukan salat tarawih. Seusai tarawih masih dianjurkan tadarus. Kemudian tengah malam harus bangun untuk makan sahur. Saat bulan Ramadan menjelang berakhir pun, mereka yang menjalankan puasa masih diwajibkan membayar zakat.
Bayangkan saja, kita ini sudah lapar, malah disuruh salat setelah berbuka. Ketika sedang pulas-pulasnya tidur, malah disuruh bangun tengah malam untuk makan sahur. Lalu ketika hendak mengakhiri puasa, masih diharuskan bayar zakat.
Boleh dikatakan, hampir tidak ada celah bagi diri kita untuk melakukan perbuatan batil selama bulan Ramadan karena padatnya aktivitas "'ubudiyah" yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Saujana, kebajikan terhampar luas pada bulan Ramadan!
[irfan@antara.net.id]