Bengkulu - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu selama tahun 2011 menemukan tujuh ekor gajah liar mati, diduga kuat akibat diracun masyarakat dengan menggunakan pupuk kimia. Ketujuh ekor gajah yang mati itu ditemukan pada empat titik yaitu pada areal perkebunan besar dan pertambangan batu bara di sekitar kawasan hutan Pusat latihan Gajah (PLG) Sebelat, Bengkulu Utara, kata Kepala BKSDA Bengkulu Amon Zamora, Sabtu. Ia menjelaskan, dari tujuh ekor gajah liar itu terdiri atas enam ekor betina dan satu ekor jantan, sedangkan gadingnya sudah hilang dengan cara dipotong oleh orang tak bertanggung jawab. Pertama sekitar tanggal 15 Maret2011 ditemukan seekor gajah berumur sekitar 20 tahun jenis kelamin betina dalam kondisi sudah membusuk di sekitar perkebunan PT Sapat Buana (Alno). Berikutnya tanggal 30 Maret 2011 ditemukan tiga ekor kerangka gajah liar jenis betina dengan jarak berjauhan juga di sekitar areal perkebunan PT Alno, Bengkulu Utara. Setelah itu tanggal 18 Juli 2011 ditemukan dua ekor kerangka gajah jenis betina di tepi Sungai Tenang sekitar PLG Seblat dan terakhir tanggal 20 Juli 2011 ditemukan lagi satu ekor kerangka gajah jantan sekitar berumur 18 tahun juga ditepi Sungai Tenang (PLG Seblat). Gajah itu sebelum mati diperkirakan mau minum di sungai akibat terasa panas kebanyakan makan pupuk diduga disebarkan di pelintasan gajah liar tersebut, terasa asin-asin maka gajah itu mengkosumsi dalam jumlah banyak. Berdasarkan hasil tim otopsi BKSDA bersama Conservation Rensponse Unit (CRU) yang merupakan tim pengamanan habitat gajah, kematian gajah itu akibat keracunan karena kadar Nitrat dan Amonis pada lambung sangat tinggi, sehingga mati disebabkan terlalu banyak makan pupuk kimia. Sistem pemupukan dilakukan orang tidak bertanggung jawab itu salah sasaran yaitu kepada gajah yang dilindungi, dengan demikian sudah diturunkan petugas ke berbagai lokasi sebaran gajah liar dengan berjalan kaki. Petugas tersebut sebanyak 40 orang menyebar dan mengikuti alur gerombolan gajah liar, gajah itu terpkasa keluar habitat PLG untuk mencari makan karena wilayah areal pakannya selama ini sudah menjadi perkebunan kelapa sawit.
BKSDA Bengkulu Temukan Tujuh Gajah Liar Mati
Sabtu, 30 Juli 2011 10:52 WIB