Blantyre (ANTARA/AFP) - Sebanyak 18 orang telah tewas di Malawi setelah dua hari protes keras yang menurun menjadi penjarahan dan bentrokan tanpa henti dengan pasukan keamanan, menurut seorang juru bicara kementerian kesehatan, Kamis. "Sejauh ini kami telah mencatat 18 korban tewas, tapi kami belum melakukan pemeriksaan mayat untuk menentukan penyebab kematiannya," kata Henry Chimbali pada AFP. "Mayat-mayat itu menderita tulang retak, luka dalam, tulang rusuk patah dan kehilangan banyak darah." Sembilan orang tewas di kota Mzuzu di Malawi utara, enam di kota Lilongwe, dua di pusat perdagangan Blantyre, dan satu di kota Karonga di perbatasan dengan Tanzania, jelasnya. Sedikitnya 22 orang yang lain telah dirawat karena terluka di berbagai rumah sakit di seluruh negara itu, ia menambahkan. Aktivis hak asasi manusia Moses Mkandawire, yang memimpin Gereja dan Masyarakat, yayasan yang dijalankan oleh gereja Presbyterian, mengatakan sebelumnya bahwa tujuh orang di Mzuzu telah ditembak mati oleh polisi dalam unjuk rasa Rabu. Polisi menembak ketika para penjarah turun ke toko-toko milik orang China dan kantor Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa pimpinan Presiden Bingu wa Mutharika, kata Mkandawire. Militer telah mengerahkan tentara di Lilongwe dan Blantyre, Kamis, untuk mengakhiri protes itu, yang menuduh Mutharika salah mengurus ekonomi dan menginjak-injak kebebasan demokratik.
Berita Terkait
Korban akibat siklon Chido di Mozambik tercatat jadi 94 orang
23 Desember 2024 17:14
Malawi: Berkabung nasional atas tewasnya wapres Chilima
12 Juni 2024 10:46
Helikopter militer Malawi yang bawa wapres hilang kontak
11 Juni 2024 10:02
Wabah Kolera di Malawi bunuh 110 orang sejak Maret
5 Oktober 2022 06:55
Piala Afrika: Hakimi antar Maroko ke perempat final
26 Januari 2022 05:39
Piala Afrika: Sylla antar Guinea menang 1-0 atas Malawi
11 Januari 2022 05:42
Malawi batalkan kemenangan Presiden Malawi Mutharika pada 2019
4 Februari 2020 12:48
Dukun Dilarang Praktik di Negara Malawi
3 Juni 2016 05:59
