Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar Festival Arsitektur Nusantara yang menjadi ajang anak muda dalam adu kreasi mulai dari sayembara desain masterplan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, adu konsep tata ruang hingga lomba fotografi sejumlah bangunan ikonik Banyuwangi.
Festival Arsitektur Nusantara ini berlangsung selama tiga hari, sejak Jumat (25/11) hingga Minggu (27/11), dan hasil karya para anak muda itu dipamerkan di Gedung Juang 45 Banyuwangi.
"Saya juga mengapresiasi kreasi para anak muda Banyuwangi. Semoga nanti akan lahir para arsitek top dari Banyuwangi yang karyanya bisa mendunia," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Senin.
Sentuhan para arsitek, lanjut dia, memiliki peran penting dalam proses pembangunan. Kehadiran arsitektur tidak hanya menjamin kualitas bangunan, namun juga meliputi fungsional, artistik dan sisi-sisi lain yang jarang diperhatikan.
"Tidak sekadar indah dilihat, tapi juga memegang prinsip-prinsip ramah lingkungan dan efisien sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh banyak pihak. Tidak asal mewah dan indah," ucap Ipuk.
Salah satu bangunan yang mendapat sentuhan arsitek di Banyuwangi adalah Bandara Internasional Banyuwangi. Bangunan yang dirancang oleh Andramatin itu mengedepankan konsep ramah lingkungan dan atribusi lokalitas.
"Alhamdulillah, Bandara Banyuwangi tidak hanya nyaman, tapi juga banyak mendapat apresiasi dari tingkat nasional hingga internasional," kata dia.
"Baru-baru saja, Bandara Banyuwangi ini mendapatkan penghargaan internasional dalam bidang arsitektur, Aga Khan Award. Ini merupakan penghargaan yang diterima Indonesia setelah lebih dari 20 tahun absen," ujar dia.
Bupati Ipuk berharap dengan terselenggaranya Festival Arsitektur Nusantara dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadirkan bangunan yang baik dan sadar lingkungan.
"Sehingga nantinya tata ruang di Banyuwangi bisa semakin baik," tutur dia.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Banyuwangi, Danang Hartanto mengungkapkan kegiatan tersebut menjadi ajang bagi para peminat dunia arsitektur.
"Tidak hanya yang dari Banyuwangi saja, tapi juga dari luar kota juga banyak yang tertarik untuk terlibat," kata dia.
Danang menyebutkan ada ratusan peserta yang terlibat dalam sejumlah lomba yang digelar dalam Festival Arsitektur Nusantara itu. Tidak kurang 78 peserta yang mengikuti wawarah in osing atau konsep tata ruang, 49 peserta lomba masterplane perumahan MBR dan 44 peserta lomba fotografi bangunan bertema etnik elite.
"Untuk lomba wawarah in Osing dimenangkan oleh pasangan Julia Rimadini dan Khoirunnisa. Sedangkan untuk lomba desain masterplane perumahan MBR dimenangkan oleh Riski Saputra. Adapun lomba fotografi dijuarai oleh Ikrom Nur Wahid Setiawan," kata dia. (*)
Festival Arsitektur Nusantara jadi ajang adu kreasi anak muda Banyuwangi
Senin, 28 November 2022 13:08 WIB