Banyuwangi (ANTARA) - Sejumlah arsitek kondang Indonesia mengapresiasi keberanian Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang menjadikan arsitektur sebagai ujung tombak pembangunan di wilayahnya.
"Arsitektur dan masyarakat menjadi generator kemajuan daerah jika bersinergi dengan baik," ujar salah seorang arsitek, Yori Antar, di sela puncak Festival Arsitek Nusantara yang digelar di Banyuwangi, Kamis.
Menurut dia, Banyuwangi membuat arsitektur tidak berjarak dengan masyarakat, sehingga semakin menumbuhkan minat wisatawan berkunjung ke kabupaten yang terletak paling timur di Pulau Jawa itu.
Yori Antar merupakan satu di antara ratusan arsitek yang hadir pada festival yang baru pertama kali digelar di Bumi Blambangan (julukan Banyuwangi). Beberapa karyanya antara lain bangunan Ruang Terbuka Hijau Kedayunan dan Pulau Merah.
Salah seorang arsitek lainnya, Andramatin, juga memuji Bupati Banyuwangi karena mampu melakukan langkah dan menjadikan bangunan yang mencerminkan peradaban serta sebagai penanda zaman.
"Keterlibatan arsitek pada bangunan yang didanai pemerintah membuatnya tidak hanya fungsional, tapi juga indah, ikonik dan tak lekang oleh waktu," ucapnya.
Andramatin merupakan arsitek yang membangun Terminal Bandara Banyuwangi, Hotel Blambangan, Hotel Osing, Mushala Pendopo, New Rth Sayuwiwit hingga Terminal Pariwisata Terpadu.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa arsitektur nusantara bukan semata karya seni, tetapi juga instrumen pendorong kemajuan daerah.
"Arsitektur nusantara dan pariwisata punya keterkaitan erat. Arsitektur telah menjaga keberlanjutan seni budaya dan tradisi nusantara, sekaligus pendorong ekonomi daerah dengan banyaknya orang yang datang berkunjung,” katanya.
Bupati peraih penghargaan Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) itu mencontohkan sejumlah ikon baru di Banyuwangi yang dibangun dengan pendekatan arsitektur nusantara, dalam hal ini mengadopsi budaya khas Suku Osing (masyarakat asli Banyuwangi).
"Misalnya, di terminal bandara, lansekap destinasi wisata, hotel, ruang terbuka hijau, bangunan pemerintah, industri hingga lembaga pendidikan dan kesehatan," katanya.
Festival Arsitektur Nusantara diisi berbagai kegiatan, di antaranya pameran karya arsitektur dan berbagai sesi diskusi, lalu para arsitek juga diajak berkeliling mengunjungi sejumlah bangunan di Banyuwangi yang didesain para arsitek kondang Indonesia.
Beberapa bangunan yang dikunjungi, yakni kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi yang didesain Andramatin, Gandrung Tarracota, Pendopo Sabha Swagatha, Mal Pelayanan Publik, Gedung Juang, Inggrisan, Taman Blambangan, Hotel Blambangan, serta Bandara Banyuwangi.
Gelaran festival yang diselenggarakan 14-15 Maret 2019 tersebut merupakan kolaborasi Kementerian Pariwisata, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), PT Propan Raya, dan komunitas Arsitek Muda Banyuwangi (AMB). (*)
Video Oleh Naufal Ammar