Solo (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka perhelatan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang diikuti belasan ribu mutakmirin di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
Presiden yang didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi membuka Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah yang berlangsung di Kota Solo pada 18-20 November 2022.
Pembukaan acara itu diikuti sekitar 20.000 muktamirin yang memenuhi Stadion Internasional Manahan Solo. Sejumlah tamu undangan hadir antara lain mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla bersama istri.
Selain itu, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju antara lain Menteri BUMN Erick Thohir, Mensesneg Pratikno, Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menko Polhukam Mahfud MD, Mendag Zulkifli Hasan, kemudian Ketua MPR Bambang Soesatyo, dan Ketua DPR RI Puan Maharani serta sejumlah kepala daerah di Indonesia.
Sementara itu, acara pembukaan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah diawali dengan hiburan orkestra yang melantunkan lagu-lagu Nusantara dan musik etnik, dilanjutkan peragaan seni bela diri 1.200 anggota Tapak Suci Putra Muhammadiyah.
Hiburan pembukaan muktamar kemudian dilanjutkan marching band yang membawakan lagu Bengawan Solo yang mendapat sambutan meriah muktamirin yang hadir memadati tribun Stadion Manahan.
Acara pembukaan muktamar juga dimeriahkan artis ibukota, vokalis Grup Band Kotak, Tantri dan vokalis NAF, Arda, menambah kemeriahan suasana.
Setelah itu, muktamirin juga dihibur tari kolosal penari gabungan dari tujuh Universitas Muhammadiyah dan Aisyiyah di Indonesia.
Menurut Koordinator Pembukaan Panitia Penerima Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah Roni Syaifullah pada acara pembukaan muktamar 48 di Solo, pertunjukan melibatkan 3.700 talent.
"Ribuan talent menampilkan sejumlah seni budaya dan olahraga. Performa acara menghadirkan pertama seni musik kontemporer gamelan dan alat musik modern Serambi Bagelen menghibur tamu muktamar selama 30 menit," katanya.
Pada penampilan koreografer tari Raditya Mencerahkan Semesta, Wasi Bantolo menerangkan nama tari Raditya Mencerahkan Semesta berarti Matahari yang mencerahkan semesta.
"Raditya itu, artinya matahari. Matahari itu, hadir mencerahkan semesta sebagaimana Muhammadiyah hadir dengan harapan mampu mencerahkan semesta," katanya. (*)