Kediri (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar mendorong untuk mengintensifikasi layanan dalam memberikan perlindungan pada anak.
"Kami ingin punya jejaring jelas untuk teman-teman di sekolah. Kasus bullying, kekerasan dan lainnya mungkin terjadi di sekolah. Ketika hal-hal yang tidak diinginkan itu terjadi, semua tahu harus kemana," katanya dalam acara membangun sistem jejaring layanan perlindungan anak yang terintegratif di lingkungan pendidikan di Kediri, Kamis.
Istri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar tersebut juga menambahkan di era digital saat ini banyak disuguhkan kasus-kasus yang menimpa anak-anak baik di lingkungan rumah maupun sekolah.
Adanya jejaring ini, kata dia, tentunya akan memudahkan penyelesaian apabila terjadi permasalahan terhadap anak. Sebab jejaring ini melibatkan banyak pihak yang menangani permasalahan terhadap anak.
"Harapannya bisa bottom up. Apabila kita melihat adanya kekerasan wajib untuk menghentikan itu karena masuk ranah pidana. Tentu dengan jejaring ini kalau ada masalah semua bisa cepat selesai dan beres," ujar Bunda Fey, sapaan akrabnya.
Bunda Fey juga mengungkapkan di Kota Kediri banyak instansi, lembaga serta aktivis pemerhati perempuan dan anak yang turut membimbing dan melindungi anak-anak. Untuk lebih mengoptimalkan kinerja maka perlu saling terkoneksi dan terintegrasi dengan baik.
"Terima kasih untuk teman-teman yang sudah berkolaborasi dengan kami selama ini. Di forum ini lah kami semua bisa terhubung dengan baik. Kami berkolaborasi untuk anak-anak di Kota Kediri," kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri Sumedi mengatakan pihaknya menggandeng banyak lembaga dalam program ini.
Ia berharap dengan edukasi melalui jejaring ini tidak ada lagi kasus kekerasan terhadap anak. Dengan itu, anak-anak bisa tumbuh dengan baik di lingkungannya.
"Kami menggandeng banyak pihak di jejaring ini. Ada guru BK, LPA, lembaga psikologi, lembaga bantuan hukum dan perguruan tinggi. Semua kami rangkul untuk bekerja sama. Apabila ada permasalahan bisa cepat mengatasi," kata Sumedi.
Sosialisasi tersebut menghadirkan narasumber yang ahli di bidangnya, yakni psikolog Tatik Imadatus, akademisi Mila Yunita, Heru Nurdiyanto dari LPA, M. Ulil Hadiyin dari Klinik Pendidikan, serta Akhir Kristiono dari Forum Kader Bela Negara.