Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mendukung Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis) yang membangun gedung baru sebagai salah satu fasilitas kesehatan serta pendidikan dokter.
"Kurangnya ini bisa kita lihat masih ada sejuta penduduk Indonesia melakukan pemeriksaan kesehatan hingga pengobatan di luar negeri, ini kan sungguh sangat miris karena fasilitas rumah sakit dan dokter minim," katanya saat mengunjungi Tower RSI Ahmad Yani, Rabu.
Budi menjelaskan kurangnya tenaga kesehatan terlebih dokter maupun fasilitas rumah sakit yang ada di Indonesia sangat kurang dari target yang diberikan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
"Dengan upaya yang dilakukan Yarsis merupakan upaya dalam pemenuhan fasilitas serta pemenuhan kebutuhan dokter di Indonesia," ujarnya.
Budi meminta RSI Ahmad Yani bisa menjadi rumah sakit pendidikan dokter spesialis yang dimiliki Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
"Jadi dokter spesialis ini bisa langsung turun ke rumah sakit untuk praktik, bahkan tidak hanya yang spesialis tapi fakultas kedokterannya bisa memanfaatkan gedung ini untuk praktik," ujarnya.
Ketua Yarsis, M. Nuh menjelaskan Tower RSI Ahmad Yani ini nantinya bukan hanya untuk rumah sakit namun menjadi rumah sakit pendidikan.
"Jadi lantai 12 dan 13 akan kami siapkan untuk program pascasarjana kedokteran serta spesialis kedokteran Unusa," ucapnya.
Ia menyebut jika tower dari RSI Ahmad Yani akan menjadi rumah sakit modern serta memiliki fasilitas kesehatan yang canggih.
"Dengan fasilitas canggih ini maka masyarakat Jawa Timur bahkan Surabaya bisa memanfaatkan fasilitas rumah sakit dengan baik yang tidak kalah dengan fasilitas rumah sakit yang ada di luar negeri," ucap Nuh.
Nuh menjelaskan pembangunan Tower RSI Ahmad Yani ini sebagai salah satu monumen kebangkitan 100 tahun Nahdlatul Ulama (NU). Dimana monumen ini akan menjadi kebanggaan warga NU yang mana memiliki fasilitas kesehatan yang baik.
"Kebanggaan tersendiri bagi Yarsis untuk membuat monumen hidup bagi NU," ujarnya.