Menteri Sosial Tri Rismaharini, Minggu meninjau bencana hidrometeorologi basah yang memicu serangkaian peristiwa banjir dan tanah longsor terparah di wilayah Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Disambut Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin bersama forkopimda dan jajaran, mantan Wali Kota Surabaya itu menyaksikan dampak banjir yang telah memporak porandakan infrastruktur di kecamatan di Selatan Trenggalek itu.
Bahkan dalam kunjungannya itu, Mensos Risma menyebut bencana di Trenggalek merupakan bencana terparah dari tiga kejadian banjir dan tanah longsor yang terjadi di Jawa Timur pada Jum'at (3/11) dan Minggu pagi.
Bergerak cepat membantu penanganan bencana hidrometeorologi basah di kecamatan Munjungan, Mensos menggelontorkan bantuan senilai Rp628,348 juta dalam bentuk logistik, peralatan dapur umum dan juga dalam bentuk bantuan lainnya.
Tidak hanya itu, Risma juga akan membantu mengerahkan beberapa alat berat untuk kebutuhan pembersihan sisa material banjir, yang nilainya ditaksir lebih besar dari bantuan pertama.
Bantuan ini diberikan karena salah satu menteri perempuan era Pasangan Presiden Joko Widodo-Makruf Amin prihatin melihat kondisi yang ada di Kecamatan Munjungan.
Risma yang meninjau langsung di lokasi bencana juga tidak canggung terjun ke sungai membantu evakuasi sampah dan balok kayu yang menyumbat aliran air.
Saat kejadian sampah dan balok kayu ini menjadi salah satu penyebab salah satu jembatan di kecamatan itu ambrol.
"Saya bersyukur, saya datang. Kebetulan saya pas di Surabaya dan awalnya ada tiga kejadian (bencana) di Banyuwangi, Ngantang Malang dan juga Trenggalek. Justru menurut saya yang terberat di Trenggalek ini," kata Risma.
Kalau kita lihat tadi, sambungnya menambahkan, aliran sungai membahayakan semua. "Kalau penanganannya tidak cepat akan terjadi sliding-sliding. Bahkan jalan akan tergerus kemudian mungkin perumahan," imbuhnya.
Oleh karena itulah, Risma memutuskan menyerahkan bantuan sekaligus meninjau langsung bencana ini ke Trenggalek.
"Ini bantuan awal, logistik untuk masyarakat. Nanti juga akan saya bantu untuk sewa alat berat kemudian kita juga akan datangkan dari Jakarta," katanya.
Risma menambahkan, dirinya juga akan mengontak Walikota Surabaya untuk membantu alat berat karena ini belum musim puncak. "Jadi karena itu kenapa persiapannya harus cepat," katanya.
Selain masalah bronjong yang diperlukan dalam jumlah banyak untuk tangkis dan tanggul sungai yang rusak (rusak), Risma melihat hampir semua jalan, jembatan kondisinya kritis.
"Makanya tadi kami akan belikan dari Surabaya. Terus saya minta kepada Pak Kapolres dan Pak Dandim, untuk sementara daerah-daerah kritis tadi tidak dilalui oleh kendaraan berat. Karena beban itu akan mempengaruhi kekuatan jalan. Karena kondisinya yang di tepi sungai benar-benar tidak ada penahan sama sekali. Itu kalau dilewati kendaraan berat, akan mudah rontok," ujarnya.
"Memang kondisi alamnya seperti ini, sehingga kita harus saling gotong royong. Tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja, masyarakat harus bersama-sama menangani ini semua karena saya sangat percaya kekuatan masyarakat itu doa. Karena doa pasti Allah akan mengabulkan," tutup Risma.