Surabaya (ANTARA) - PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) menyatakan mampu menekan biaya operasional sekitar 15 persen, atau mencapai Rp15 miliar, selama setahun terakhir sejak menjadi Subholding PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Terminal Petikemas.
Direktur Utama (Dirut) PT TPS Abdul Rofid Fanany di Surabaya, Jumat, mengatakan, banyak efisiensi yang dirasakan sejak perseroan Pelindo resmi "merger" atau menjadi satu "holding" perusahaan perseroan setahun yang lalu.
"Jadi banyak hal yang dengan adanya merger ini kami bisa belajar dari terminal lain. Mana yang bagus bisa kami implementasikan di PT TPS," kata Ifan, sapaan akrabnya.
PT TPS menjadi salah satu dari 15 terminal peti kemas dan tujuh anak perusahaan yang dikelola oleh perseroan Pelindo, yang tergabung dalam Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas.
"Dengan adanya subholding ini kami merasa bisa lebih fokus untuk mengelola terminal. Karena yang dikelola semuanya sama, yaitu terminal peti kemas, sehingga standar operasinya sama. Standar bongkar muatnya juga sama," ujarnya.
Dalam hal pemeliharaan alat pun, lanjut Ifan, cucu-cucu usaha Pelindo, yang tergabung dalam Subholding Pelindo Terminal Petikemas itu, bisa lebih fokus dan bisa saling bertukar ilmu dan informasi.
"Termasuk juga ke depan teknologi informasinya juga akan distandarisasi," kata dia.
Dari berbagai standarisasi tersebut, Ifan menghitung, selama setahun di bawah merger Pelindo, PT TPS mampu menekan biaya operasional mencapai 15 persen, atau sekitar Rp15 miliar.
Sebelumnya, Subholding PT Pelindo Terminal petikemas merilis jumlah arus peti kemas mencapai 8,2 juta Twenty-foot Equivalent Units (TEUs) selama sembilan bulan, terhitung mulai Januari hingga September 2022.
Pada periode yang sama tahun lalu tercatat sebanyak 8,1 juta TEUs, sehingga terbilang tumbuh rata-rata 1,15 persen.
Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas menargetkan arus peti kemas hingga akhir tahun 2022 sebanyak 11,65 juta TEUs.
Masih ada waktu sekitar tiga bulan lagi. Dengan pertumbuhan arus peti kemas yang tercatat rata-rata 1,15 persen, ditambah posisi Indonesia yang berada di jalur perdagangan dunia, diyakini target yang telah ditetapkan oleh pemegang saham Subholding Pelindo Terminal Petikemas itu bakal terlampaui. (*)