Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengemukakan Festival Anak Sholeh menjadi bagian dari ikhtiar untuk menguatkan kualitas pelajar di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
Hal ini disampaikan Bupati Ipuk saat menghadiri Festival Anak Sholeh di gedung tenis indoor GOR Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (3/102). Kegiatan ini juga memperkuat sikap toleransi atas perbedaan, antibulliying hingga sikap sportifitas.
"Anak-anak hari ini, sangat sulit untuk dicegah dari dunianya sekarang. Seperti main game dan mengakses dunia digital. Oleh karena itu, kita tidak bisa hanya melarang, Tapi juga harus dapat mencegah mereka dari ekses negatifnya. Seperti intoleran, bulliying (perundungan) hingga tidak sportif," katanya.
Untuk mengikis sikap negatif yang biasanya muncul akibat pengaruh konten di media sosial yang tidak terkontrol itu, kata Ipuk, anak-anak harus dibekali dengan nilai-nilai yang baik, mulai dari rumahnya, lingkungan sekitarnya, terutama juga di sekolah.
"Lembaga pendidikan harus memberikan perhatian lebih. Tidak hanya sekadar mengajarkan pelajaran yang ada di kurikulum, tapi juga perhatikan tingkah pola anak. Jika ada yang tidak sesuai, lakukan pendekatan ekstra. Ke anaknya, atau kalau perlu juga ke orang tuanya," ujar dia.
Sementara itu, Gus Miftah yang dikenal sebagai pendakwah milenial ini menekankan agar anak-anak untuk tidak insecure. Menurutnya, sikap intoleran, bulliying hingga tidak sportif itu muncul dari kejiwaan yang insecure atau minder.
"Adek-adek semua harus percaya diri. Jangan minder. Orang-orang yang intoleran itu, sebenarnya adalah orang yang tidak percaya pada dirinya. Mereka takut melihat orang beragama lain, karena sejatinya mereka tidak percaya akan keimanannya," kata Pengasuh Pesantren Ora Aji di Yogyakarta itu.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno menjelaskan bahwa Festival Anak Sholeh ini terdiri dari sejumlah kegiatan. Selain pengajian bersama Gus Miftah, juga dirangkai dengan aneka perlombaan tingkat SMP. Mulai dari Musabaqah Tilawatil Qur'an, Musabaqah Hifdzil Quran, Dai Cilik hingga kaligrafi.
"Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pelajar SMP Negeri maupun Swasta se Banyuwangi. Kami berharap, hal ini tidak hanya menjadi ruang kreasi bagi anak-anak, tapi juga bisa melahirkan talenta-talenta baru dari Banyuwangi," katanya. (*)