Kediri (ANTARA) - Berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menggelar deklarasi untuk Meoldoko, yang juga mantan Panglima TNI, maju menjadi calon presiden 2024.
Koordinator acara, Muh Khoirul Anam mengemukakan dukungan kepada Moeldoko untuk menjadi calon Presiden karena ia dengan warga lainnya yakin sosoknya akan mampu memimpin negeri ini.
"Beliau memiliki jiwa membela bangsa dengan tulus, penuh perjuangan. Beliau ini orang yang cinta negeri," kata Muh Khoirul Anam setelah deklarasi dukungan di Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, Minggu.
Ia mengatakan sosok Moeldoko adalah seorang yang sederhana dan berwibawa. Ia juga termasuk salah satu tokoh yang sangat membanggakan bagi warga terutama Desa Pesing.
Dukungan diberikan berbagai elemen masyarakat di Desa Pesing dan desa sekitarnya. Warga juga mendoakan agar Moeldoko diberikan kesehatan dan bisa memimpin bangsa ini.
Suyono, kakak dari Moeldoko, mengaku terkejut dengan deklarasi ini. Ia awalnya tidak mengetahui ada kegiatan ini. Setelah dihubungi anaknya diminta untuk pulang dari Jakarta ke Kediri, akhirnya ia pulang dan terkejut banyak warga di rumah.
"Warga menghendaki Pak Moeldoko menjadi calon presiden 2024, saya kaget. Saya terharu dan bangga. Jiwa adik itu (Moeldoko) luar biasa, pengabdiannya luar biasa memikirkan petani, nelayan, pedagang, semua elemen masyarakat," katanya.
Lebih lanjut, Suyono mengatakan orang tuanya selama ini juga selalu mengajarkan agar jujur kepada anak-anaknya. Bahkan, hal itu juga tetap dipegang teguh termasuk adiknya.
"Jiwa demikian yang sudah ditanamkan bapak ibu agar jujur dalam satu tugas. Kalau orang jujur pasti mujur. Itu wejangan dari almarhum bapak ibu, sehingga tirakat bapak ibu memang luar biasa," kata dia.
Bahkan, saat adiknya masih menjabat sebagai panglima, keluarga juga tidak diizinkan untuk ikut proyek di TNI. Pun saat ini ketika adiknya sebagai Kepala Staf Kepresidenan, dirinya juga tidak pernah meminta proyek kepada adiknya itu.
"Cuma, jika keluarga dirusuhi orang lain, baru bertindak, dibela mati-matian. Insya Allah kalau diizinkan Tuhan, beliau menjadi Presiden," kata dia.
Ia menambahkan saat masih SMP adiknya bersekolah di Kecamatan Papar, jaraknya juga cukup jauh sekitar 6 kilometer. Karena teman-temannya lokasi rumah cukup jauh, dan kondisi keluarga ekonomi yang terbatas, adiknya cukup sering harus berjalan kaki ke sekolah. Namun, kadang kala juga naik kereta api.
Untuk mengurangi rasa lapar, adiknya makan kopra yang jatuh saat bongkar muat. Di sekitar sekolah adiknya dahulu ada pabrik kopra, dan saat bongkar muat ada yang jatuh dan diambil.
Jenderal TNI (Purn) Moeldoko memang lahir dan besar di kampung ini, Desa Pesing, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri pada 8 Juli 1957. Dia anak bungsu dari 12 bersaudara, dari keluarga sederhana pasangan Moestaman dan Masfuah. Bahkan keluarganya saat itu bisa dibilang pas-pasan.
Sementara itu, Harmawan, salah seorang petani mengatakan dirinya kagum dengan Moeldoko dan menilai bahwa Moeldoko adalah sosok yang tepat menjadi calon Presiden.
"Pak Moeldoko itu sangat peduli pada petani, dia juga sejahterakan petani. Mudah-mudahan Pak Moeldoko menjadi Presiden," kata Harmawan.
Warga di Kediri deklarasi dukung Moeldoko menjadi capres
Minggu, 14 Agustus 2022 16:38 WIB