Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berkomitmen melanjutkan program Pahlawan Ekonomi yang digagas pendahulunya Tri Rismaharini sebagai upaya pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Eri Cahyadi di Surabaya, Minggu, mengatakan pihaknya mendukung program Pahlawan Ekonomi yang kini menjadi percontohan nasional.
"Jad, tidak hanya di tingkat nasional, intervensi juga dilakukan oleh Pemkot Surabaya," kata Eri.
Menurut dia, para pengusaha yang sukses melalui program Pahlawan Ekonomi menjadi mentor untuk pelaku UMKM baru lainnya.
"Pahlawan Ekonomi adalah UMKM yang bergerak. Mereka bisa menarik tenaga kerja hingga UMKM baru. PE akan memberikan pengalaman sekaligus semangat untuk bertarung," kata dia.
Bagi Eri, semangat berjuang menjadi penting dalam memulai usaha. "Sehingga, tidak pesimis dan bisa berhasil. Ini kami kuatkan lagi. Siapa yang mau berusaha dan punya keyakinan pasti berhasil," kata mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Menteri Sosial Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan pihaknya membawa program Pahlawan Ekonomi di Surabaya menjadi percontohan Nasional. Melalui program ini, Mensos Risma menginginkan UMKM secara Nasional bisa berkembang.
Tahun ini, para Pahlawan Ekonomi dari Surabaya akan memulai menjadi mentor. Mereka akan berkeliling mengenalkan strategi menjaga bisnis UMKM secara nasional, khususnya di wilayah Indonesia Timur.
Hal ini disampaikan Risma saat menghadiri opening roadshow workshop dan bazar Pahlawan Ekonomi tahun 2022 di Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Sabtu (25/6).
Pahlawan Ekonomi ini merupakan salah satu program yang digagas oleh Mensos Risma saat masih menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Dimulai sejak 2010, ibu rumah tangga dari keluarga miskin diberi jalan untuk mengembangkan bisnis di skala UMKM melalui pelatihan dan pendampingan komprehensif.
Hasilnya, jumlah UMKM naik pesat. Di tahun pertama (2010), jumlah UMKM yang ikut pelatihan 92 UMKM. Kemudian, naik hingga mencapai 8.565 UMKM setelah 7 tahun berselang.
Melalui program ini, para PE juga mendapat pelatihan manajemen keuangan. Sehingga, uang yang digunakan tak hanya habis untuk produksi, namun juga bisa untuk keperluan mendesak lainnya.