Jakarta (ANTARA) - Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) pada Jumat menyatakan telah mendeteksi 11 kasus baru cacar monyet, menjadikan total infeksi yang dikonfirmasi di negara itu menjadi 20 kasus.
Inggris sebelumnya telah melaporkan total sembilan kasus penyakit virus yang biasanya ringan, yang ditandai dengan gejala demam serta ruam bergelombang yang khas.
"Kami memperkirakan peningkatan ini akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang dan lebih banyak kasus diidentifikasi di masyarakat yang lebih luas. Bersamaan dengan ini kami menerima laporan tentang kasus lebih lanjut yang diidentifikasi di negara lain secara global," kata Kepala Penasihat Medis UKHSA Susan Hopkins dalam sebuah pernyataan.
"Kami terus menyelidiki dengan cepat sumber infeksi ini dan meningkatkan kesadaran di kalangan profesional kesehatan."
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan dia telah memberi tahu para menteri kesehatan negara G7 tentang apa yang diketahui sejauh ini tentang wabah tersebut.
"Sebagian besar kasusnya ringan, dan saya dapat mengonfirmasi bahwa kami telah mendapatkan dosis vaksin lebih lanjut yang efektif melawan cacar monyet," kata Javid di Twitter.
Tidak ada vaksin khusus untuk cacar monyet tetapi UKHSA mengatakan vaksin cacar memang menawarkan perlindungan.
Pertama kali diidentifikasi pada monyet, penyakit ini biasanya menyebar melalui kontak dekat dan sebagian besar terjadi di Afrika barat dan tengah.
Jarang menyebar di tempat lain, serentetan kasus baru cacar monyet di luar Afrika telah memicu kekhawatiran.
UKHSA mengatakan sebagian besar kasus baru-baru ini di Inggris dan Eropa telah ditemukan pada pria gay dan biseksual.
Sumber: Reuters