Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta melakukan pengawasan secara acak terhadap usaha jasa pariwisata dan pelaku ekonomi kreatif terkait pelaksanaan protokol kesehatan selama libur Lebaran.
"Kegiatan pengawasan akan dilakukan secara random hingga akhir pekan ini terhadap semua jenis usaha jasa pariwisata dan sub sektor ekonomi kreatif," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, kegiatan pengawasan tersebut sangat penting dilakukan untuk mengurangi potensi penularan COVID-19 saat Kota Yogyakarta dipadati wisatawan selama libur Lebaran.
"Seluruh usaha jasa pariwisata dan sub sektor ekonomi kreatif tetap harus bisa menjalankan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin," katanya.
Salah satu pengawasan yang akan dilakukan adalah meminta pengelola jasa pariwisata, khususnya objek wisata untuk mengawasi jumlah pengunjung yang masuk dan memastikan kapasitas tempat wisata tetap terkendali untuk mengurangi potensi kerumunan.
Strategi yang dapat dilakukan pengelola tempat wisata, lanjut dia, adalah menutup sementara loket penjualan tiket apabila wisatawan sudah cukup padat dan berpotensi terjadi kerumunan.
Loket penjualan tiket bisa dibuka kembali apabila kepadatan wisatawan sudah bisa terurai sehingga tidak berpotensi menimbulkan kerumunan yang semakin besar.
Wahyu mengatakan, libur Lebaran adalah momentum bagi pemulihan pariwisata di Kota Yogyakarta yang sempat mengalami penurunan saat pandemi COVID-19 dan diterapkannya pembatasan perjalanan.
Pada libur Lebaran tahun ini, diperkirakan jumlah wisatawan yang datang ke DIY termasuk ke Yogyakarta bisa mencapai 3,9 juta orang.
"Jadi, kami pun harus memastikan supaya wisatawan bisa berwisata dengan aman, nyaman, dan sehat. Harapannya, layanan selama libur Lebaran ini menjadi propaganda atau promosi wisata yang baik bagi Kota Yogyakarta," katanya.
Salah satu objek wisata yang dikelola Pemerintah Kota Yogyakarta, Taman Pintar melakukan berbagai upaya agar protokol kesehatan tetap dijalankan dengan baik, salah satunya melayani penjualan tiket secara daring termasuk pembayarannya.
Sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan dan hand sanitizer ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau serta pengukuran suhu dan aplikasi PeduliLindungi tetap digunakan.
Sedangkan di Malioboro, Kepala UPT Kawasan Cagar Budaya Yogyakarta Ekwanto mengatakan, tetap berupaya menerapkan protokol kesehatan di antaranya pengecekan suhu tubuh dan menjalankan jalur searah di masing-masing sisi pedestrian. (*)