Situbondo (ANTARA) - Setelah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kini giliran mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa se-Situbondo melakukan aksi serupa ke kantor DPRD setempat.
Aksi puluhan aktivis dari Aliansi Mahasiswa Situbondo ini melayangkan lima tuntutan, yakni menolak kenaikan harga BBM jenis pertamax, menuntut pemerintah agar menyediakan stok BBM jenis pertalite, mendesak pemerintah untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok, dan menolak pencabutan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 22 Tahun 2021, serta mengusut tuntas mafia minyak goreng.
"Pemerintah seolah-olah berkuasa sehingga kebijakan yang dikeluarkan tidak sistematis dan tidak pro-rakyat," kata koordinator aksi saat orasi di depan Kantor DPRD Situbondo, Jawa Timur, Kamis.
Pendemo juga berteriak lantang meminta anggota dewan untuk keluar dan menemui mereka.
"Ayo keluar Pak Dewan, kalian itu wakil rakyat, ayo temui kami yang sedang memperjuangkan rakyat kecil karena kebijakan yang salah dari pemerintah," kata pengunjuk rasa.
Tidak berselang lama, Ketua DPRD Situbondo Edy Wahyudi ditemani Wakil Ketua DPRD Heru Sugiarto dan anggota Fraksi PKB H. Tolak Atin menemui mahasiswa dan menandatangani persetujuan lima hal yang menjadi tuntutan mahasiswa tersebut.
"Kami mendukung dan akan segera berkirim surat atas nama lembaga DPRD kepada pihak terkait agar merevisi kebijakan yang dinilai memberatkan rakyat, yang sudah tertuang dalam tuntutan mahasiswa," katanya, di hadapan mahasiswa.
Ketua DPRD juga meminta mahasiswa untuk tetap menjaga idealisme karena mereka merupakan agen perubahan yang punya kepekaan untuk kehidupan yang lebih baik.
"Mahasiswa menjadi tumpuan bagi rakyat untuk mengawal kebijakan pemerintah yang tak pro-rakyat. Saya minta tolong jaga idealisme dan integritas mahasiswa sebagai agen perubahan. Kami siap mendukung penuh terhadap aksi ini," katanya.
Giliran Aliansi Mahasiswa Situbondo aksi tolak kenaikan harga BBM
Kamis, 14 April 2022 16:12 WIB