Mojokerto (ANTARA) - Mahasiswa Magister Psikologi Sains Fakultas Psikologi Universitas Surabaya (Ubaya) memberikan pelatihan praliterasi anak usia dini sebagai pondasi kemampuan membaca kepada guru pendidikan anak usia dini (PAUD) di Kabupaten Mojokerto, Sabtu.
Ketua Program Studi Magister Psikologi Sains Ubaya Frikson Sinambela mengatakan, pelatihan ini diharapkan dapat memberi pemahaman kepada Bunda dan Guru PAUD tentang cara melakukan stimulasi praliterasi dalam pembelajaran anak usia dini.
"Mudah-mudahan pengajar anak usia dini memahami pentingnya praliterasi yang menjadi dasar perkembangan kemampuan membaca," katanya.
Sementara itu, Dosen Fakultas Psikologi Ubaya Aniva Kartika yang menjadi pembicara tunggal dalam pelatihan ini mengatakan praliterasi penting sebagai dasar memperoleh keterampilan akademik yang menjadi prediktor kesuksesan membaca.
"Ada beberapa aspek praliterasi yang perlu dikuasai anak," ungkap pakar Psikologi Pendidikan Ubaya ini.
Menurutnya, aspek-aspek praliterasi yang perlu dikuasai anak adalah kesadaran fonologis (bunyi), kelancaran ekspresi bahasa lisan.
"Termasuk kosakata, keterampilan motorik halus seperti dasar untuk menulis, diskriminasi (kemampuan membedakan) bentuk visual, konsep tulisan, dan pengetahuan alphabet," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengatakan, saat ini pemerintah sedang gencar melaksanakan program pemerintah terkait rencana ASI nasional dari tahun 2020 dan di tahun 2024.
"Itu berjalan bersama yang semua sama-sama targetnya itu adalah anak usia dini," katanya.
Pertama, lanjut Bupati, terkait stunting yang hubungan dengan gizi kesehatan. Kedua, terkait pendidikan pengasuhan PAUD. Kegiatan tersebut sebagai bentuk kerja sama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto dengan Magister Psikologi Sains Fakultas Psikologi Ubaya.
"Salah satunya adalah memberikan ilmu pengetahuan terhadap para pendidik usia dini terkait pra literasi. Konteks materinya terkait kemampuan literasi harus disiapkan, tidak ujug-ujug (Tiba-tiba, red). Tuntutan yang kita hadapi saat ini adalah, anak SD harus bisa membaca sehingga di PAUD diajari membaca. Sebetulnya tidak bisa langsung," ujarnya.
Ia mengatakan ada tahapan anak usia dini bisa menerima pelajar membaca tersebut. Sehingga seharusnya pra literasi yang harus difokuskan oleh para pendidik usia dini.
Bupati menegaskan, jika praliterasi bagus sehingga saat masuk literasi yakni saat masuk SD, mereka tidak butuh waktu lama.
"Anak sudah mengenal kosakata karena syaratnya 3.000 kosakata sudah harus mengerti dan bisa membayangkan. Jika kesulitan maka sebelumnya saat pra literasi tidak diterima dengan baik," katanya.
Masih kata Bupati, jika praliterasi tidak dilaksanakan dan anak usia sekolah tidak kuat saat menerima literasi maka index literasi tidak bisa dikatakan bagus. Diakui jika kemampuan baca masyarakat Kabupaten Mojokerto kurang sehingga praliterasi bisa dimulai saat anak usia dini.
"Kami belum cek (pelaksanaan pra literasi di Kabupaten Mojokerto, red). Karena sebetulnya pra literasi sudah bisa dilakukan, ini tadi dilaksanakan secara sampling. Ini kan ada dari PAUD, Himpaudi (peserta pelatihan, red), mereka diberikan kuesioner. Nanti kami akan menerima rekomendasi landasan secara ilmiah apa yang harus saya buat kebijakan," katanya.