Surabaya (ANTARA) - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Jatim menggelar vaksinasi booster atau penguat menyasar masyarakat Surabaya dan sekitarnya dengan harapan dapat menyambut Ramadhan 1443 Hijriah lebih tenang.
"Tujuan utamanya tetap untuk mencegah penularan COVID-19 dan terbentuk kekebalan komunal di tengah masyarakat," ujar Ketua DPD I Partai Golkar Jatim M. Sarmuji saat memantau vaksinasi penguat di halaman Kantor Golkar Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya, Selasa.
Menurut dia, semakin melandai-nya kasus COVID-19 tidak berarti harus melengahkan upaya pencegahan terhadap virus yang sudah terjadi dua tahun terakhir ini.
Justru, kata Sarmuji, pengetatan serta kepatuhan terhadap protokol kesehatan menjadi keharusan agar tak kembali terjadi lonjakan kasus, khususnya di Jawa Timur.
"Ramadhan tidak lama lagi dan masyarakat, terutama warga Muslim pasti sudah rindu beribadah seperti dulu. Makanya, vaksin penguat dibutuhkan agar semua menyambutnya dengan tenang dan nyaman," ucap politikus muda yang juga anggota DPR RI tersebut.
"Bahkan, keadaan akan lebih tenang lagi jika program PPKM dicabut sebelum Ramadhan, yang tentunya dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan ketat," kata dia menambahkan.
Terkait gelaran vaksinasi penguat, pihaknya berharap semakin banyak organisasi atau instansi yang melakukannya sehingga masyarakat tidak kesulitan mendapat suntikan penguat.
Golkar Jatim, lanjut Sarmuji, sudah tiga kali menggelar vaksinasi penguat di beberapa kabupaten/kota agar masyarakat menjadi lebih lebih sehat dan perekonomian mampu bangkit.
"Saya membayangkan betapa indahnya kalau ekonomi kita berjalan tanpa hambatan, lalu mobilitas orang juga kembali seperti dulu. Khususnya saat menjalankan ibadah pada bulan suci," tutur Cak Sar, sapaan akrabnya.
Sementara itu, bagi warga yang sudah mengikuti vaksinasi penguat di Kantor Golkar Jatim juga mendapat minyak goreng kemasan 1 liter.
Dijelaskan Sarmuji, pemberian minyak goreng tersebut hanya simbolik dan berupaya memotong rantai distribusi agar warga mudah mendapatkannya.
"Jumlah yang kami bagikan tidak banyak dan tak signifikan karena hanya aksi simbolik. Itupun saat kami beli sangat susah mendapatkannya. Kami berharap pemerintah memperbaiki suplai agar kebutuhan warga tercukupi," kata ketua umum Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE) tersebut. (*)