Malang Raya (ANTARA) - Investor saham di wilayah kerja Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, Jawa Timur, pada tahun 2021 didominasi kalangan milenial yang mencapai 61.087 investor.
Kepala OJK Malang Sugiarto Kasmuri di Malang, Sabtu, mengemukakan pandemi COVID-19 yang memaksa orang beraktivitas di rumah menjadi "berkah" bagi pertumbuhan investor saham.
Pada tahun ini investor saham tumbuh hingga 128 persen secara tahunan dan didominasi kalangan milenial.
"Pada September 2020 jumlah investor saham di wilayah kerja OJK Malang mencapai 26.780 investor, namun pada periode yang sama tahun ini meningkat menjadi 61.087 investor atau tumbuh 128 persen," katanya.
Menurut Sugiarto, meningkatnya jumlah investor saham harus diimbangi dengan meningkatnya literasi, sebab penguatan literasi menjadi hal penting. Literasi keuangan juga harus diimbangi dengan literasi digital.
Untuk meningkatkan angka literasi saham, katanya, OJK bekerja sama dengan industri telah mendirikan galeri investasi di 13 universitas.
Terdapat satu galeri investasi di Kantor Hipmi Malang sebagai proyek percontohan pembelajaran untuk anak muda atau pengusaha muda agar tidak terjerat investasi bodong maupun praktik perusahaan pialang ilegal.
Direktur Hubungan Masyarakat OJK, Darmansyah mengatakan angka inklusi keuangan sudah tinggi, yakni 76,19 persen, melampaui dari target sebesar 75 persen pada 2019. Namun, untuk literasi keuangan masih rendah, yakni 38,03 persen.
OJK, lanjutnya, sampai 2021 sudah banyak melakukan upaya untuk meningkatkan angka inklusi dan literasi keuangan lewat berbagai program, seperti pengembangan produk dengan membangun platform aplikasi.
Pengembangan produk yang dilakukan dengan KEJAR, ada 45 juta rekening dengan nominal Rp26,3 triliun. Simpanan Pelajar di 438 bank dengan 33,5 juta rekening dan minimal Rp6,6 triliun.
OJK melakukan kegiatan edukasi sebanyak 1.066 kali, ada ekspo keuangan, ada program SIMUDA untuk mahasiswa dengan 27.000 rekening dan nominal Rp70 miliar, dan tambahan rekening pasar modal 330.000.
Menyinggung minat kaum muda secara nasional pada dunia investasi, Darmansyah mengaku terus meningkat, bahkan hingga November 2021 investor pasar modal mencapai 7,2 juta dari data Single Investor Identification (SID).
Dari jumlah tersebut, lebih dari separo atau 59,87 persen berusia di bawah 30 tahun dan 21,48 persen berusia 31-40 tahun, sehingga sekitar 5,85 juta investor tersebut merupakan generasi milenial dan Gen Z.
"Banyak kaum milenial investasi di pasar modal. Banyak yang ikut tren," ujarnya di sela dialog Peran OJK dalam Pemulihan Ekonomi Nasional di Taman Dayu Golf Club & Resort.
Meski demikian, Darmansyah mengingatkan bahwa tren positif tersebut masih harus diimbangi dengan peningkatan kewaspadaan investasi. "Ada yang nggak lihat fundamental perusahaannya. Jangan cuma ikut-ikutan, ada pom pom saham, cuma lihat di Instagram 'ini akan naik' langsung percaya. Padahal penasihat keuangan harus berizin dan bersertifikat," paparnya.