Lumajang (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan bahwa proses mitigasi dan sistem peringatan dini (EWS) saat akan terjadi awan panas guguran Gunung Semeru sudah berjalan.
"Dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah terkonfirmasi, termasuk papan-papan penunjuk jalur evakuasi juga sudah terpasang. Namun, material yang dibawa pada guguran kali ini rupanya jauh lebih besar," ujarnya di sela meninjau permukiman di Kampung Renteng, Kabupaten Lumajang, Minggu.
Di perkampungan yang terletak di Desa Sumberwuluh tersebut menjadi salah satu lokasi terdampak yang parah akibat awan panas guguran hingga membuat puluhan rumah tertimbun abu vulkanik serta material.
Saat terjadi peningkatan aktivitas Gunung Semeru, Khofifah menjelaskan bahwa upaya evakuasi sudah dilakukan. Salah satunya terlihat dari tertimbunnya dua unit truk yang terhenti berdekatan.
"Artinya, mereka melakukan evakuasi secara bersamaan. Tapi karena guguran material sangat besar maka terjebak. Sampai ada yang berlindung di atap rumah dan sebagainya," ucap Khofifah.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut meminta semua pihak tetap melakukan kewaspadaan dan tidak pernah meremehkan fenomena alam, khususnya di wilayah Semeru yang merupakan gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu.
"Kami juga berharap teman-teman media ikut membantu proses penyampaian informasi yang komprehensif dari apa yang sudah dilakukan jajaran Forkopimda Lumajang maupun kabupaten/kota sekitar," kata dia.
"Peran ORARI (Organisasi Amatir Radio Indonesia) sangat penting dan berada di lini paling signifikan untuk informasi dan update di lapangan. Tapi saya masih melihat ada beberapa titik blank spot, termasuk di Pronojiwo," ujar Khofifah.
Sementara itu, pada peninjauan ke Kampung Renteng, gubernur didampingi Bupati Lumajang Thoriqul Haq, Komandan Kodim 0821 Lumajang Letkol Inf Andi A.Wibowo serta sejumlah koordinator relawan.
Pantauan ANTARA, aparat gabungan dari TNI dan Polri melakukan sterilisasi dan menjaga pintu akses menuju Kampung Renteng agar tak ada warga yang mendekat dengan alasan keamanan.
Pada Sabtu (4/12) sore, Gunung Semeru mengeluarkan asap panas dan menimbulkan hujan abu ke daerah di sekitarnya. Warga yang tinggal di perkampungan di sekitar gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut itu mengungsi untuk menghindari dampak guguran awan panas.