Pasuruan (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, memetakan sejumlah wilayah yang dianggap berpotensi rawan terjadi bencana hidrometeorologi sehingga masyarakat yang tinggal di daerah tersebut diminta lebih waspada
Kepala BPBD Kabupaten Pasuruan Ridwan Harris, Senin, mengatakan terdapat puluhan desa dan kelurahan yang rawan terdampak bencana hidrometeorologi.
"Puluhan desa itu tersebar di 15 kecamatan dari total 24 kecamatan. Berdasarkan data sejarah bencana ada sekitar 80 desa dan kelurahan rawan bencana hidrometrologi, banjir, banjir bandang, longsor dan puting beliung," katanya.
Ia mengatakan puluhan desa itu tersebar di beberapa kecamatan, di antaranya Gempol, Beji, Bangil, Kraton, Pohjentrek, Rejoso, Grati, Winongan, Nguling, Gondangwetan, dan Rembang.
"Sementara wilayah rawan longsor berada di Gempol, Prigen, Puspo, Tosari, dan Tutur," ujarnya.
Sebagai tindak lanjut, pihak Pemerintah Kabupaten Pasuruan sudah mempersiapkan segala potensi untuk mengantisipasi bencana, termasuk kesiapan anggota dan peralatan yang sudah disiagakan.
Ridwan mengakui jika cuaca musim hujan kali ini agak susah untuk diprediksi, tetapi pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran terkait dengan kewaspadaan bencana hidrometeorologi tersebut.
"Pada intinya menyampaikan ke seluruh pemangku kepentingan terutama terkait penanggulangan bencana untuk dapat mengaktifkan personel dan peralatan untuk siaga bencana," katanya.
Ia menambahkan para camat diharapkan melakukan sosialisasi terkait keadaan cuaca ekstrem, menggalakkan kerja bakti pembersihan saluran di sekitar permukiman hingga melakukan pengurangan batang atau dahan mencegah pohon tumbang.
"Di beberapa kami sudah punya early warning system (EWS), seperti Sungai Welang, Petung dan Kedunglarangan," ucapnya.
Data dari BPBD Kabupaten Pasuruan, Daerah Aliran Sungai (DAS) yang perlu diwaspadai yakni Sungai Rejoso, Petung dan Wrati.
"Sungai Welang lebih kondusif karena sudah dilakukan proyek pengendalian banjir proyek oleh BBWS dan Dinas PU Provinsi," tukasnya.