Jakarta (ANTARA) - SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) melakukan kegiatan penghijauan daerah aliran sungai atau DAS sebagai upaya mengurangi emisi karbon dari kegiatan eksplorasi dan produksi migas di Indonesia.
"Kegiatan penghijauan DAS untuk 2021 total pohon sebanyak 6,9 juta pohon, total luasan 14,1 ribu hektare, dan menyerap karbon dioksida sebesar 87,1 ribu ton per tahun," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam konferensi pers yang dipantau di Jakarta, Selasa.Kegiatan penghijauan tersebut melibatkan 15 KKKS dengan program penanaman mangrove di area pantai yang masuk ke dalam kawasan KKKS offshore dan nearshore; rehabilitasi DAS; dan penanaman kembali di area perkantoran, onshore receiving facilities (ORF), shorebase, hutan kota, dan hutan kritis.
Program rehabilitasi itu memberdayakan masyarakat sekitar, kontraktor lokal, dan melibatkan kelompok tani hutan konservasi yang telah memenuhi standar pengadaan barang serta jasa industri hulu migas.SKK Migas juga meminta KKKS untuk menanam pohon di wilayah kerja mereka secara masif melalui program pengembangan.
Dalam rencana strategis Indonesia Oil and Gas 4.0 tahun 2020-2030, salah satu target yang hendak dicapai SKK Migas adalah memastikan keberlanjutan lingkungan.Implementasi program lingkungan tersebut diterjemahkan melalui penguatan program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup atau Proper oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diikuti sejak tahun 2002.
Pada 2020 sebanyak 100 persen Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) telah memenuhi kriteria taat dengan rincian 38 KKKS masuk kategori Proper Biru dan 32 KKKS Proper yang lebih tinggi; meliputi 26 KKKS mendapatkan Proper Hijau dan enam KKKS mendapatkan Proper Emas.
Industri hulu migas juga melakukan manajemen konservasi energi berupa pengimplementasian energi konversi baik dalam perencanaan dan keteknikan operasi, penerapan kebijakan hemat energi, implementasi life cycle analysis, pemanfaatan energi terbarukan, dan optimasi penggunaan associate gas untuk kebutuhan operasi.
SKK Migas juga mendorong pembangunan teknologi penangkapan, utilisasi, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization, and storage (CCUS).Rencana CCUS di sektor hulu migas diterapkan pada karbon diokdioksida Enhanced Oil Recovery (CO2-EOR) yang saat ini masih dalam bentuk kajian dan persiapan proyek percontohan di Lapangan Gundih, Sukowati, dan Tangguh.
Potensi penyimpanan karbon dioksida melalui teknologi CCUS di tiga lapangan tersebut sekitar 48 juta ton per tahun.SKK Migas juga menyampaikan agar KKKS menghentikan pemanfaatan flare karena kegiatan itu melepas emisi ke udara, lalu menggunakannya untuk kegiatan ekonomi dan sosial mulai dari jaringan gas rumah tangga hingga pemanas air.
Saat ini, pemanfaatan flare telah memberikan kontribusi bagi perusahaan migas, seperti Pertamina EP yang dapat menghemat biaya bahan bakar sebesar 66,8 persen. Sedangkan pemanfaatan flare di Premier Oil dapat menambah 0,65 MMSCFD penjualan gas. (*)