Surabaya (ANTARA) - Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melakukan simulasi perkuliahan hybrid sebagai persiapan menjelang pelaksanaan perkuliahan tatap muka (PTM) terbatas untuk mahasiswa baru angkatan 2020 dan 2021 pada November mendatang.
Wakil Rektor I Untag Surabaya, Harjo Seputro, ST., MT., di Surabaya, Jumat mengatakan simulasi perkuliahan hybrid dilakukan oleh Mahasiswa Prodi Teknik Informatika Kelas Internasional dengan jumlah maksimal mahasiswa 50 persen dari kapasitas ruangan.
"Sejak Senin (27/9) lalu, empat program studi Internasional Untag Surabaya sudah melangsungkan PTM Terbatas. Namun, untuk Kelas Internasional Prodi Teknik Informatika ini jumlahnya cukup banyak sehingga kami lakukan perkuliahan hybrid," ujar Harjo Seputro.
Pada pelaksanaan simulasi, terhitung 16 mahasiswa hadir secara luring di Ruang Q306, Gedung Prof. Dr. Roeslan Abdul Ghani Untag Surabaya. Sementara 11 mahasiswa lainnya hadir secara daring.
Harjo mengatakan kesiapan peralatan dan teknis menjadi hal yang diperhatikan dalam perkuliahan hybrid sehingga meski hadir secara daring, mahasiswa dapat melihat secara langsung penjelasan dosen di kelas.
Menurutnya, pembelajaran juga berlangsung interaktif dengan mahasiswa bisa mengajukan pertanyaan secara langsung seperti berada di dalam kelas.
"Harapannya materi yang diterima oleh mahasiswa di ruang kelas dan rumah, sama," kata Harjo.
Lebih lanjut dikatakannya, simulasi pelaksanaan hybrid ini menjadi tolok ukur pelaksanaan perkuliahan mahasiswa baru pada November mendatang.
Sebelumnya, data mahasiswa dalam mengisi prasyarat untuk mengikuti PTM terbatas, seperti ijin dari orang tua dan bukti telah vaksin terdata pada Biro Akademik.
Kemudian data tersebut diserahkan pada Prodi untuk pembagian jadwal luring dan daring mahasiswa. "Meski dengan hybrid, capaian pembelajaran tetap tercapai. Tolok ukurnya itu," katanya.
Salah satu mahasiwa yang menjadi peserta simulasi perkuliahan hybrid, Zary Cecelya, mengatakan metode perkuliahan hybrid jauh lebih efektif sebab ia bisa berinteraksi dengan dosen.
"Perkuliahan hybrid ini lebih efektif dan dapat lebih mudah memahami materi. Kami bisa langsung berinteraksi dengan dosen," ungkapnya.(*)