Kediri (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto serta Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Kamis meninjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 terhadap para santri di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri.
Gubernur Khofifah mengemukakan vaksinasi dilakukan sebagai upaya untuk menekan penyebaran COVID-19, termasuk kepada para santri.
"Ini ikhtiar bagi pesantren vaksinasi bisa memberikan kekebalan kepada para santri terutama bagaimana mereka bisa mencari ilmu tetap bisa maksimal dan tetap sehat," katanya di sela-sela meninjau pelaksanaan vaksinasi di Pesantren Lirboyo Kota Kediri.
Ia mengatakan vaksinasi saat ini berlaku internasional. Bahkan, pemerintah Arab Saudi pun dengan membatasi bagi yang umroh juga menentukan bagi jamaah sudah dilakukan vaksinasi hingga dua kali.
Ia juga menambahkan, vaksinasi berbasis pesantren ini serentak dilakukan dengan stok yang ada, termasuk di Pesantren Lirboyo, Kota Kediri. Vaksinasi di Pesantren ini juga menindaklanjuti percepatan vaksinasi di Jatim. Saat ini, sudah sekitar 110 pesantren yang santrinya sudah ikut vaksinasi, dan selanjutnya akan bertahap bagi pesantren lainnya.
"Sebetulnya vaksinasi berbasis pesantren ini serentak sesuai stok vaksin yang ada. Oleh karena itu, misalnya kebutuhan 36 ribu untuk Lirboyo Kediri, dua hari ini baru 5 ribu dan (sisanya) akan diteruskan dari TNI/Polri sampai 7 September," kata dia.
Ia berharap pelaksanaan vaksinasi lebih masif sehingga proses untuk pengendalian sampai tahap menghentikan penyebaran COVID-19 bisa dimaksimalkan.
Dirinya juga berterimakasih kepada para masyayikh Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, pada para tenaga kesehatan dan berbagai pihak lainnya yang mendukung pelaksanaan vaksinasi itu.
Sementara itu, pengasuh Pesantren Lirboyo Kota Kediri K.H. Kafabihi Mahrus berterimakasih dengan vaksinasi COVID-19 yang dilakukan pada para santri tersebut.
Ia mengatakan, selain vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan, para santri juga melakukan istighasah setiap malam dengan memohon kepada Allah SWT agar pandemi segera berlalu.
"Disamping santri menerapkan protokol kesehatan juga istighasah setiap malam, karena yang bisa menghilangkan virus Allah SWT. Ini pendekatan manusia ke Allah dengan taubat. Kita tidak mungkin mengajak manusia untuk semua bertaubat, namun minimal orang yang mengerti ilmu, sadar mau istigfar. Selagi ada manusia yang berdoa, istigfar virus akan dihilangkan, dicabut Allah," kata dia.
KH Oing Abdul Muid Shohib, pengasuh Pesantren Lirboyo lainnya menambahkan, jumlah santri di Pesantren-nya itu ada 36 ribu orang. Yang usia di bawah 12 tahun ada 3 ribu santri, sehingga yang masuk program vaksin ada 33 ribu orang.
"Saat ini yang sudah divaksin 12 ribu yang belum 21 ribu. Ini sudah kami jadwalkan untuk vaksinasi dari DKT (RS DKT Kota Kediri), pelaksanaan sampai 7 September 2021," kata dia.
Ia juga berterimakasih vaksinasi yang dilakukan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama dengan ARSINU (Asosiasi Rumah Sakit NU), LKNU (Lembaga Kesehatan NU), PDNU (Persatuan Dokter NU) dan RSI UNISMA di Pesantren Lirboyo, Kediri ini. Dalam vaksinasi massal di PP Lirboyo Kediri tersebut sasaran ada sekitar 5.000 orang santri.