Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, membuat kegiatan Pake Sumpid atau Program kelas pemulihan ekonomi UKM terdampak COVID-19, yang untuk pengembangan usahanya memanfaatkan sarana secara digital.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja Kota Kediri Bambang Priyambodo, Selasa, mengemukakan program tersebut didasari agar para pelaku UKM setempat dapat mengikuti perkembangan teknologi di era digital. Terlebih di masa pandemi yang belum usai seperti sekarang, para pelaku usaha perlu melakukan beberapa adaptasi agar tidak ditinggalkan pasar.
"Pandemi COVID-19 telah mengubah gaya hidup masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Jadi, masyarakat cenderung lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang bersifat praktis, mudah, efisien, dan cepat. Hal tersebut yang mendasari kami membuat program ini," kata Bambang Priyambodo di Kediri.
Bambang juga menambahkan masih banyak para pelaku UKM di Kota Kediri yang belum mengerti cara untuk memasarkan produknya lewat daring seperti di marketplace dan aplikasi ojek daring.
"Masih banyak dari pelaku UKM belum mengerti terkait ekonomi digital ini. Khususnya pemesanan lewat digital. Maka dari itu kami memberikan pelatihan kepada para UKM ini seperti pembuatan toko daring, cara pemasaran, dan cara pengelolaannya lewat program Pake Sumpid," ujar Bambang.
Sementara itu, Manager Klinik Usaha Mikro Dinas Koperasi dan UMTK Kota Kediri Fuad Candra Agustiono menjelaskan, ada tiga kelas yang dibuat dalam program Pake Sumpid ini. Setiap kelas berisi 50 UKM yang akan di berikan pelatihan.
"Jadi dibagi tiga kelas yaitu, yang pertama untuk kelas pemula yang ditujukan kepada UKM yang ingin membuat toko di marketplace dan aplikasi ojek daring. Kelas yang kedua ditujukan untuk UKM yang sudah memiliki toko daring namun masih belum banyak pembeli. Dan kelas ketiga untuk UKM yang sudah memiliki toko daring dan offline yang terdampak akibat pandemi COVID-19. Masing-masing kelas kami beri kuota 50 UKM," kata Fuad.
Lebih lanjut, Fuad mengatakan bahwa program Pake Sumpid ini ditujukan bagi warga yang memiliki kartu identitas Kota Kediri dan memiliki toko di daerah Kota kediri. Program ini juga diprioritaskan bagi UKM yang memiliki produknya sendiri.
"Jadi kami prioritaskan bagi UKM yang sudah memiliki produk sendiri. Selain itu program ini ditujukan bagi warga Kota Kediri dan memiliki toko di Kota Kediri. Jadi misal ada warga yang memiliki toko di daerah Kota Kediri namun bukan warga Kota Kediri itu tidak dapat mengikuti program ini," kata dia.
Fuad juga mengingatkan kepada para pelaku UKM Kota Kediri agar terus mengikuti perkembangan era digital ini khusunya dalam bidang jual beli barang dan jasa. Nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia menjadi lebih baik lagi
"Semoga melalui program ini para UKM di Kota Kediri bisa lebih berkembang mengikuti era digital yang semakin maju seperti sekarang, sehingga ke depannya dapat berdampak baik untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya di Kota Kediri," kata dia. (*)