Surabaya (ANTARA) - DPW Partai NasDem Jawa Timur menggelar program vaksinasi khusus pondok pesantren yang tersebar di 10 daerah, sebagai salah satu upaya pengendalian COVID-19.
"Program ini sekaligus membantu percepatan vaksinasi yang dilakukan pemerintah menghadapi pandemi," ujar Ketua Gugus Tugas Vaksinasi DPW Partai Nasdem Jatim Suhandoyo, saat dihubungi dari Surabaya, Sabtu.
Total target atau sasaran vaksinasi untuk santri jumlahnya mencapai 25.000 orang atau 25.000 dosis vaksin.
Alasan dipilihnya pondok pesantren, kata dia, sebagai upaya untuk menyelamatkan generasi muda dari penyebaran COVID-19 yang terbukti sangat membahayakan.
"NasDem Jatim ingin membantu dengan menggelar vaksinasi di pondok pesantren agar bangsa Indonesia tidak kehilangan generasi sehat. Sekarang kita lihat, berapa banyak jumlah anak-anak yang menempuh pendidikan di pondok pesantren?" ucap dia.
"Bayangkan seandainya mereka banyak yang sakit? Tentu kita semua tidak mengharapkan itu terjadi," kata Suhandoyo, menambahkan.
Ia juga menjelaskan, pada lingkungannya pondok pesantren sebagian besar adalah usia anak-anak hingga remaja, sehingga dosis yang diberikan sesuai rekomendasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yakni untuk anak usia 12 tahun hingga 17 tahun.
DPW NasDem Jatim mengawali kegiatan vaksinasi di Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di Kabupaten Probolinggo, yang merupakan salah satu lembaga pendidikan agama Islam tertua.
Kemudian, vaksinasi ke sejumlah pondok pesantren dilakukan di Sidoarjo, Banyuwangi, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Lumajang, Jember, Pacitan, Kabupaten Mojokerto dan Gresik.
Sementara itu, Ketua DPP Partai NasDem Bidang Agama dan Masyarakat Adat Hasan Ammninudin mengapresiasi gerakan vaksinasi di pondok pesantren.
Menurut dia, pondok pesantren merupakan satu-satunya tempat proses belajar mengajar yang saat ini sudah melakukan pembelajaran tatap muka.
"Dengan vaksinasi ini kami berharap proses pembelajaran bisa berjalan aman dari pandemi. Ya, paling tidak, bisa meyakinkan bahwa yang terlibat di situ semua sehat, dan belajarnya tidak terganggu bayangan-bayangan penyebaran virus corona," tutur mantan Bupati Probolinggo dua periode tersebut. (*)