Kediri (ANTARA) - Manajemen RSUD Gambiran, Kota Kediri, Jawa Timur, memberikan edukasi mengenai COVID-19 kepada warga melalui seminar daring "Suntik", seputar informasi kesehatan, dengan harapan masyarakat memahami terkait dengan virus ini dan beragam penanganannya.
RSUD Gambiran Kediri beri edukasi tentang COVID-19 melalui "Suntik"
"Saat ini ribuan masyarakat di Kota Kediri melaksanakan isolasi mandiri, jadi sangat perlu sekali informasi seputar hal ini untuk mengedukasi masyarakat supaya tidak salah dalam melakukan treatment," kata Wakil Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri I Nengah Gangga di Kediri, Jumat.
Pihaknya berbagi informasi terkait dengan COVID-19 dan penanganannya lewat zoominar (zoom seminar) dengan tajuk "Suntik". Kegiatan ini diikuti berbagai pihak termasuk masyarakat umum.
"Masyarakat umum dapat mengikuti acara ini gratis secara virtual, baik melalui zoom atau bisa juga melalui kanal YouTube resmi RSUD Gambiran Kota Kediri," ujar dia.
Gangga mengatakan dengan inovasi yang diluncurkan ini, diharapkan agar masyarakat bisa memahami lebih baik terkait dengan ilmu penanganan COVID-19.
"Tujuannya pasti supaya masyarakat paham akan kondisi kesehatan terutama kaitannya tentang COVID-19, dengan demikian masyarakat akan lebih berhati-hati. Jika berhati-hati maka akan menurunkan angka kasus COVID-19 dan jika angka kasus turun, begitu juga dengan tingkat kematian akibat virus ini juga bisa ditekan," kata dia.
Sementara itu, dalam episode perdana ini, Apoteker Dhien Juningtyas Setyowati didaulat sebagai narasumber untuk menyampaikan informasi seputar penggunaan obat saat isolasi mandiri.
Menurut Dhien, masyarakat tidak boleh sembarangan dalam mengonsumsi obat dan harus dengan resep dokter jika hendak membeli obat.
"Tidak boleh sembarangan, semua itu harus atas rekomendasi dari dokter atau tenaga kesehatan. Bukannya sakitnya sembuh, justru timbul gejala baru akibat efek samping dari obat yang dikonsumsi tanpa resep dari dokter," katanya memberikan penjelasan.
Selain itu, ia juga menyampaikan tata laksana tentang isolasi mandiri. Menurut dia, warga yang isolasi mandiri pun juga harus atas rekomendasi dari tenaga medis setelah melihat kondisi kesehatan dari pasien.
"Isolasi atas rekomendasi tenaga kesehatan. Bagi yang tanpa gejala dilaksanakan selama 10 hari sedangkan yang bergejela ringan adalah 10 hari ditambah 3 hari tanpa gejala," kata dia.
Selanjutnya untuk pemenuhan kondisi nonfarmakologi, menurut Dhien juga perlu diperhatikan dengan baik seperti lingkungan dan kondisi keluarga. Sedangkan terkait pemenuhan farmakologi akan disesuaikan dengan gejala yang diderita oleh pasien.
"Satu pasien dengan yang lainnya gejalanya biasanya beragam, jadi obat pun juga disesuaikan dengan kondisinya," kata dia.
Kegiatan seminar daring ini rencananya akan dilaksanakan secara rutin dengan tema-tema baru dan narasumber ahli di bidangnya. Diharapkan melalui kegiatan ini, masyarakat menjadi lebih paham, tidak sembarangan dan selalu menjaga kesehatan.
Di Kota Kediri, hingga Kamis (19/8) terdapat 3.701 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19. Ada 437 orang yang masih dirawat, 2.921 orang telah sembuh dan 343 orang telah meninggal dunia. (*)